Aspirasi RakyatDaerahGarda KaimanaHeadline newsRegionalSudut PandangUncategorized

Masyarakat Kampung Marsi – Kaimana Mengeluh, Proyek Embung Tak Pernah Berfungsi Hingga Kini

KAIMANA, gardapapua.com — Masyarakat di kampung Marsi Distrik Kaimana, Kabupaten Kaimana, Provinsi Papua Barat merasa kecewa kepada Kementrian Pekerjaan Umum melalui SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Papua Provinsi Papua Barat.

Kekecawaan itu diluapkan mereka disela – sela kegiatan reses salah satu anggota MRPB, Ismael Ibrahim Watora ke Kampung Marsi, Kaimana pada Jumat (30/10/2020).

Kepala Desa Marsi, Rony Jaisona kepada wartawan, saat di wawancarai mengatakan, bahwa proyek pembangunan Embung itu dilaksanakan pada tahun 2016 lalu oleh Kementrian Pekerjaan Umum melalui SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Papua Provinsi Papua Barat yang dikerjakan di Kaimana oleh PT. Tanbers prima Utama.

Namun sampai tahun 2020, atau saat ini, sumber air bersih yang mestinya menghidupi warga dikampung disini sudah tak bisa digunakan lagi untuk konsumsi sejak empat tahun terakhir.

“Menurut keterangan yang kami dapat saat itu, masyarakat akan langsung menerima manfaat setelah kontrak atau pekerjaan ini selesai. Tetapi pada kenyataanya, justru sampai hari ini kami tidak pernah merasakan manfaatnya karena sama sekali tidak pernah berfungsi Embung ini,”Tegas Roni Jaisona.

Dirinya juga menyebut, instalasi Pipa besi dari sumber air yang berjarak sekira 500 meter itu sudah dipasang hingga ke kampung namun tak pernah berfungsi. Parahnya lagi, embung yang dibangun itu menutup jalur air yang sebelumnya berbentuk kali kecil.

“Mereka bangun bendungan ini justru menghalangi jalan air. Sehingga air yang harusnya mengalir dari sumbernya diatas tidak masuk ke Embung tetapi mencari jalan lain hingga keluar dibagian bawah embung yang berada di luar,”Jelasnya lagi dihadapan Ismael Watora anggota MRPB Papua Barat yang saat itu sedang melakukan reses.

Menurutnya, pembangunan embung tersebut bukan memberikan dampak positif seperti yang diharapkan masyarakat tetapi malah menyebabkan masyarakat kesulitan mendapatkan air bersih untuk konsumsi sehari-hari.

“Ini adalah satu-satunya sumber air bersih yang digunakan masyarakat di kampung ini. Tetapi sekarang sirkulasi air sudah tidak normal seperti dulu demikian juga dengan baku mutu air sudah tidak bisa dikonsumsu karena kotor. Kami terpaksa berharap air hujan dan air sumur,” terangnya.

Roni juga mengaku telah berencana untuk bertolak ke Manokwari demi mempertanyakan kelanjutan dari proyek embung tersebut di Provinsi. Dengan demikian, diharapkan ada langkah kongkrit yang dilakukan pemerintah dalam waktu dekat untuk menyelesaikan persoalan ini.

Menanggapi keluhan masyarakat tentang air bersih ini, Ismael Ibrahim Watora anggota MRPB yang tengah melakukan reses ke Kampung Marsi mengatakan, dalam waktu dekat akan melaksanakan koordinasi dengan pihak terkait karena ini merupakan aspirasi murni dari orang asli Papua yang tinggal di kampung Marsi.

“Saya secepatnya akan berkoordinasi dan bantu untuk melanjutkanya ke Balai Pengairan Provinsi Papua Barat. Karena saya rasa ini pembangunan yang sangat mubasir karena sudah dibangun dengan nominal anggaran yang besar tetapi tidak dinikmati oleh masyarakat. Untuk itu, saya akan muat dalam bentuk notulensi dan akan direkomendasikan ke Balai Pengairan Provinsi sehingga lebih diperhatikan lagi,”Bebernya.

Dia juga mengingatkan, jangan karena proyek tersebut berada di kampung yang jauh dari akses perkotaan kemudian seenaknya saja dibangun tanpa memperhitungkan asas manfaat, kepada masyarakat.

“Kalau ada yang tidak beres maka kami akan lanjutkan ke proses hukum karena bagi saya yang terpenting pembangunan itu harus berasas pada asas manfaat dilaksanakan dan dirasakan,”Cetusnya. [JO/RED]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *