DaerahGarda KaimanaPolitikUncategorized

Kampanye di Bumsur, Simpatisan Pasangan TERKABUL Membludak

KAIMANA, gardapapua.com — Bumi Surmai (Bumsur) merupakan salah satu wilayah di Kelurahan Kaimana Kota yang menjadi tempat tinggal Hasbullah Furuada yang adalah calon Wakil Bupati bersama dengan Fredi Thie pada pilkada Kabupaten Kaimana 9 Desember 2020.

Walau wilayah ini sempat disebut bukan menjadi basis dari pasangan TERKABUL, namun fakta berkata lain karena terbukti sebagian besar warga ditempat ini justru hadir saat kampanye terbatas pasangan tersebut, Sabtu (03/10/2020)lalu. Hal serupa juga terjadi saat kampanye di Kompleks Perindustrian dihari yang sama.

Pantauan pekerja Perss, Fredi Thie bersama rombongan tiba di tempat ini sekira pukul 19.45 WIT setelah berkampanye di Perindustrian. Begitu tiba, pria yang lahir dan besar di Kaimana itu langsung dijemput dengan tarian seka tepat didepan jalan masuk Bumsur.

Pria yang akrab disebut Kaibus itu datang dengan ditemani petinggi partai pengusung, ketua tim pemenangan dan salah satu tokoh masyarakat Kaimana yakni Amos Orouw.

Saat berorasi dihadapan para pendukung dan simpatisan yang hadir, Fredi THie menyampaikan alasanya memilih sosok Hasbullah Furuada. Menurutnya, pria berdarah asli Irarutu itu memiliki keberanian untuk berbicara kebenaran dan kejujuran untuk tanah dan negeri Kaimana.

“Kenapa ade Hasbullah? Orang bilang dalam politik kita pilih wakil harus orang yang punya uang tetapi bagi saya tidak. Saya bilang orang ini walaupun anak kecil tetapi berani bicara kebenaran dan kejujuran untuk tanah dan negeri. Itulah yang menjadi modal sehingga saya harus pinang ade Hasbullah secara,” tegasnya.

Dia mengaku sempat ditanyakan terkait posisi Hasbullah Furuada ketika mereka terpilih. Karena keluarganya khawatir jangan sampai hanya sebagai ban serep di kantor Bupati.

“Saya ingat saat proses pinangan di Kampung Seraran tanggal, 22 September lalu. Saya sempat ditanyakan. Tetapi saya Jawab, kalau yang lain mungkin ban serep tetapi Fredi Thie tidak seperti itu. Kalau dalam bahasa Irarutu ‘Ori Roge Ori, Iri Roge Iri’ yang artinya ko punya ko punya, saya punya saya punya,” jelasnya.

Menurutnya, ada regulasi yang mengatur tentang mana yang kewenangan bupati dan mana yang menjadi kewenangan wakil bupati. Untuk itu, maka sudah pasti bupati akan bekerja sesuai dengan kewenanganya dan demikian juga dengan wakil bupati.

“Saat pinangan itu, saya bilang bahwa saya minta kamong punya anak perempuan ini untuk jadi istri. Artinya, kalau ada lebih-lebih, kitong makan sama-sama dan kalau tidak ada kitong menderita sama-sama,”Jelasnya. [JO/RED]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *