Garda NusantaraPolitikSudut Pandang

Pencarian Tiket Pilkada 2020, Beberapa Kandidat Dinilai Takut Bayangan Sendiri

TAKUT BAYANGAN SENDIRI

Oleh : Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Papua Barat, Rudi Franz Moses Timisela

 

JAKARTA, gardapapua.com — Mencermati dinamika pencarian tiket dalam pertarungan dinamika pilkada 2020 melalui partai politik yang dilakukan oleh beberapa calon kandidat bupati dan wakil dalam pilkada manokwari tahun 2020, Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Papua Barat, Rudi Franz Moses Timisela melihat, bahwa adanya gelagat kandidat yang ketakutan dengan bayangannya sendiri.

Sebab terkesan dimana terkesan bagai ingin merebut semua partai dan akan dilakukan dengan cara – cara yang tidak berintegritas. hal ini sangat tidak mengedepankan etika dalam demokrasi itu sendiri padahal di sisi lain mereka sering menyebut bahwa menjunjung nilai – nilai demokrasi tapi pada kenyataannya gairah mengambil semua partai adalah semangat berlebihan yang dapat di kategorikan dengan tidak mau adanya SAHABAT DEMOKRASI agar rakyat memiliki pilihan dalam menguji ide dan gagasan dalam menyiapkan langkah – langkah dan strategi pembangunan yang di tawarkan kepada rakyat.

Ironisnya ini dilakukan oleh tokoh – tokoh yang diyakini memiliki integritas politik namun fakta hari ini terbalik justru mereka membangun isu dan langkah – langkah ingin merebut semua partai dan terkesan menginginkan KOTAK KOSONG padahal mereka tidak pernah terlibat berdarah -m darah membesarkan partai tersebut.

Hal ini sah – sah saja jika seorang politisi memiliki strategi ini, tapi bagi kami yang memahami Politik sebagai Jalan Suci menyiapkan Wakil Allah yang di sebut Pemerintah maka alangkah eloknya jika Pilkada 2020 di Manokwari rakyat di suguhi perdebatan ide dan gagasan yang konstruktif dalam membangun manokwari ke depan sehingga rakyat memiliki pilihan yang akan di putuskan dengan merdeka di bilik suara pada Pilkada 9 desember 2020.

seorang politisi jika sudah merasa kuat maka dia perlu teman tanding untuk menguji gagasannya bukan justru terbalik sudah merasa kuat tapi tdk mau bertanding ini membuktikan bahwa politisi tersebut KETAKUTAN DENGAN BAYANGANNYA SENDIRI dan menunjukan sebenarnya mereka TIDAK MEMILIKI KEKUATAN GRASSROAD yang cukup namun hanya ada dalam ruang – ruang elitis semu yang ujungnya akan tidak menjadikan rakyat sebagai subjek dari kepemimpinannya tapi akan menempatkan rakyat sebagai obyek mencapai kekuasaan semata dan tidak menjadikan kekuasaan sebagai panggilan/ amanat agung dari Tuhan agar rakyat memuliakan Tuhan karna merasakan kesejahteraan dan pemimpin yang memposisikan dirinya sebagai Wakil Allah yang adalah Pemerintah yang mensejahterakan rakyatnya.

Agar kelak, disaat  rakyat mulai merasakan kesejahteraan maka disitulah mereka melihat dan merasakan kehadiran Tuhan.

“Mari cerdas, beretika dan santun memainkan irama politik agar rakyat mendengar simponi yang merdu dari komposer politik yang piawai memainkan melodi melodi politik sebagai POLITISI BERHATI NURANI, NEGARAWAN SEJATI,”Tulis Bung MRT. [*/Red]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *