Aspirasi RakyatDaerahPolitik

Fransisco Yassie : Realisasi Reshuffle Kabinet Jilid II Pemkab Teluk Bintuni Kapan ??

Teluk Bintuni, Gardapapua.com — Wacana ‘Reshuffle’ kabinet Jilid II di lingkup Pemkab Teluk Bintuni yang berhembus kencang sejak awal tahun ini, kembali di pertanyakan oleh salah satu pemuda 7 suku, Fransisco Yassie, pasalnya hingga saat ini rencana tersebut belum juga terlaksana.

Sebagai generasi penerus pembangunan di Teluk Bintuni, Fransisco Yassie menganggap bahwa saat ini satu-satunya cara agar pembangunan kembali pada track yang tepat adalah dengan sesegera mungkin melakukan reshuffle pejabat yang tidak becus menjalankan tugas.

“Reshuflle Kabinet kapan di realisasi ?? Agar kondisi daerah ini normal. Coba Pemda lebih responsif, pasang telinga dan mata melihat kondisi hari ini” ujar Fransisco via pesan WhatsApp, Selasa (19/2).

Frasisco Yassie, si Anak Millenial 7 suku yang juga ikut maju dalam pesta Pileg 2019 ini juga mempertanyakan statement Bupati Teluk Bintuni Ir. Petrus Kasihiw melalui beberapa media online bahwa pergantian pejabat dilakukan sebelum pembagian DPA.

“Beberapa waktu lalu bapak bupati sudah mengeluarkan statement melalui berita online, jadi tunggu apalagi, bupati segera ganti pejabat yang kerja tidak betul, yang kerja tidak dengan hati” sebut Fransisco

“Jangan kita semua buta hati. Kita semua orang ber-Iman jadi kerja dengan Iman,agar Iman itu menyelamatkan warga masyarakat Bintuni dan kita” desaknya.

Apalagi kata dia, ia cenderung memiliki hasrat untuk memberontak, sekaligus ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk ikut memberontak, dalam artian berontak demi Teluk Bintuni yang maju.

“Saya percaya sodara-sodara saya juga ingin berontak. Berontak untuk bintuni yang maju, berontak untuk bintuni yang berdaya saing seperti yang telah di canangkan oleh Bupati dan Wakil Bupati kita” ucap Fransisco.

Komitmennya untuk terus mengawal pemerintah melalui kritik yang konstruktif pun bakal terus ia lakukan, demi kemajuan teluk bintuni. Apalagi kritikan yang ditujukan kepada pemerintah, semata-mata agar pemerintah selalu berbenah.

“Banyak kritik konstruktif yang telah di bangun,tapi selalu di pandang politis oleh Pemerintah daerah. Pada hal, masukan dan kritik itu bisa menambah data agar Pemda bisa evaluasi” cetusnya.

“Saya anak muda saja punya hati untuk berontak. Berontak agar daerah ini berjalan sesuai marwahnya. Apa lagi Bapak/I dorang yang punya pemahaman soal situasi hari ini. Terutama pengambil kebijakan, pejabat dan pimpinan daerah yang lebih paham” tutup Fransisco mengulangi. [mon/sis]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *