DaerahGarda Papua BaratParlementariaPendidikanUncategorized

Pentingnya Pendidikan Nonformal dalam Kegiatan Penamatan PKBM Papua Sejahtera, Ini Penegasan Ahmad Kuddus 

MANOKWARI, gardapapua.com – Pendidikan nonformal kembali menunjukkan peran strategisnya di tengah keterbatasan akses pendidikan formal. PKBM Papua Sejahtera, sebagai salah satu pusat kegiatan belajar masyarakat aktif di Papua Barat, sukses menyelenggarakan Penamatan dan Pelepasan Peserta Didik Paket A, B, dan C Tahun Pelajaran 2024/2025, dengan suasana yang penuh makna, haru, dan semangat untuk melanjutkan perjuangan di jenjang berikutnya. Demikian kegiatan itu dilaksanakan pada 09/06/2025.

Ahmad Kuddus mengatakan, bahwa Pendidikan Nonformal Tak Bisa Dipandang Sebelah Mata. Dari jumlah 45 orang lulusan yang telah menamatkan dari setiap jenjangnya, kini bisa melangkah ke masa depan.

Nurwulan Tri Cahyani, S.Pd., selaku Kepala PKBM Papua Sejahtera, melaporkan bahwa tahun pelajaran 2024/2025 ini telah berhasil meluluskan 45 peserta didik yang terdiri dari: Paket A (setara SD): 8 orang, Paket B (setara SMP): 18 orang, Paket C (setara SMA): 19 orang.

Ia juga menegaskan bahwa pendidikan nonformal tidak lagi bisa dianggap sebelah mata. Banyak lulusan dari PKBM ini telah melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi seperti UNIPA, STIKIP, STIE, dan STIH, bahkan ada yang telah menjadi ASN, serta memiliki usaha mandiri di bidang wirausaha.

“Ini bukti bahwa jalur pendidikan alternatif seperti PKBM memberikan peluang nyata untuk mobilitas sosial. Kami membuktikan bahwa semangat belajar tidak mengenal batas usia maupun kondisi sosial,” ujar Nurwulan.

Terkait itu, peran serta akselerasi dan sinergitas dukungan dari Pemerintah dan Masyarakat untuk mendukung hadirnya pendidikan nonformal, diharapkan mampu mendorong percepatan pembangunan pendidikan di Tanah Papua.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh berbagai elemen penting sebagai bentuk sinergi antara komunitas, pemerintah, dan tokoh masyarakat. Hadir dalam kesempatan tersebut, Joice Syaranamual, S.Sos, Kepala Bidang PAUD dan Pendidikan Nonformal (PNF) Dinas Pendidikan Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat, Pdt. Billy Waroy, perwakilan orang tua peserta didik, Willem Manggaprouw, S.Sos, tokoh masyarakat dan mitra pendidikan

Dalam sambutannya, Joice Syaranamual menegaskan bahwa pendidikan nonformal seperti PKBM adalah wujud konkret kehadiran negara untuk menjangkau masyarakat yang tidak bisa mengakses jalur pendidikan formal. Ia mengapresiasi keberadaan PKBM Papua Sejahtera yang mampu mencetak lulusan dari berbagai latar belakang usia dan kondisi sosial.

“PKBM adalah jembatan untuk mereka yang tertinggal. Pemerintah mendukung penuh agar akses dan kualitas pendidikan nonformal di Papua Barat terus meningkat,”Ujar Joice di hadapan para tamu dan peserta didik.

Perwakilan orang tua, Pdt. Billy Waroy, menyampaikan rasa terima kasih atas kesempatan yang diberikan PKBM kepada anak-anak di komunitasnya, terutama yang sebelumnya putus sekolah. Ia menyebut, pendidikan bukan soal ijazah semata, tapi tentang peluang masa depan yang lebih baik.

Ahmad Kuddus : PKBM Adalah Instrumen Keadilan Sosial di Bidang Pendidikan

Menanggapi kegiatan tersebut, Ahmad Kuddus, S.T., Anggota DPR Papua Barat sekaligus Ketua Komisi II yang membidangi urusan pendidikan dan kesejahteraan, menyampaikan pandangannya selepas acara, pada (10/09/2025) menyatakan, bahwa PKBM memiliki posisi penting sebagai pilar pendidikan alternatif, yang harus mendapatkan perlindungan dan penguatan kelembagaan.

“Saya melihat langsung bagaimana PKBM menjadi ruang harapan bagi banyak warga yang tidak terlayani oleh sekolah formal. Komisi II melihat ini sebagai bagian dari tanggung jawab kita bersama,” tegasnya.

Ahmad Kuddus menambahkan bahwa peran DPR tidak semata pada legislasi dan anggaran, tetapi juga memastikan bahwa setiap kebijakan dan program pendidikan memberi ruang seluas-luasnya untuk tumbuhnya pendidikan komunitas/non formal.

“Tidak semua orang bisa masuk sekolah formal. Tapi semua warga negara punya hak untuk belajar dan berkembang. Di situlah PKBM hadir. Ini bukan soal ketepatan kebijakan, ini soal keadilan sosial,” ujarnya.

 

PKBM Papua Sejahtera Dinilai Sebagai Model Komunitas Mandiri 

Kegiatan penamatan yang berlangsung hangat dan penuh makna ini menunjukkan bahwa PKBM mampu membangun sistem pembelajaran alternatif yang kontekstual, fleksibel, dan berbasis kebutuhan riil masyarakat. Dengan tenaga pendidik yang berdedikasi dan dukungan lingkungan sekitar, PKBM Papua Sejahtera dinilai sebagai salah satu model komunitas belajar yang berhasil.

Tokoh masyarakat Willem Manggaprouw, S.Sos juga menyampaikan bahwa pendidikan di PKBM tak hanya soal akademik, tetapi juga menyentuh sisi karakter dan pemberdayaan komunitas.

 

Penegasan Komisi II : Pendidikan Adalah Tanggung Jawab Bersama 

Dalam konteks kelembagaan, Ahmad Kuddus menutup pernyataannya dengan ajakan agar semua pemangku kepentingan ikut mendorong pendidikan nonformal sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional.

“Kami di Komisi II akan terus berdiri bersama para pelaku pendidikan nonformal. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama dan PKBM adalah bukti bahwa kerja komunitas bisa menjangkau mereka yang nyaris tak terjangkau,” pungkasnya. [TIM/RED]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *