Stok Daging Diklaim Tercukupi Jelang Nataru 2024/2025 di Wilayah Papua Barat, Tantangannya di Stock Ayam Segar
MANOKWARI, gardapapua.com — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Barat mengklaim telah melakukan antisipasi untuk memenuhi permintaan daging pada perayaan akhir tahun 2024. Hingga Desember, produksi daging potong (Babi dan Sapi) untuk kebutuhan di Wilayah Papua Barat, masuk kategori cukup melimpah.
Jaminan ini dipaparkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Hewan Provinsi Papua Barat, Hendrikus Fatem. Dalam wawancaranya kepada sejumlah awak media, Fatem memastikan bahwa stok daging menjelang perayaan Natal 25 Desember 2024 bisa mencukupi permintaan pasar, bahwa bisa menjamin sampai dengan memasuki perayaan Tahun Baru 2025.
“Stok untuk daging babi dan sapi masih tersedia, diperkirakan cukup hingga 2 hingga 3 bulan ke depan,”Papar Hendrikus Fatem, usai mengikuti apel di Kantor Gubernur Papua Barat, pada Jumat (13/12/2024).
Fatem lalu menambahkan bahwa inspeksi mendadak yang dilakukan bersama PJ. Gubernur di Pasar Wosi pada Kamis (12/12/2024) menunjukkan ketersediaan daging masih aman dan distribusinya berjalan lancar.
Namun, yang menjadi perhatian adalah munculnya penyakit hewan menular, yang ditemukan di wilayah Papua Tengah dan dilaporkan telah mencapai Nabire. “Kami berupaya agar penyakit ini tidak menyebar ke Papua Barat,”Jelasnya.
Di sisi lain, Fatem menyebutkan stok daging sapi lokal dan ayam beku masih aman. Namun, stok ayam segar sangat terbatas.
“Ini disebabkan oleh pergantian maskapai dan masalah dalam pengiriman bibit ayam DOC melalui pesawat Superjet, yang tidak dilengkapi oksigen,”Terangnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa uji coba pengiriman bibit ayam DOC sebelumnya gagal, menyebabkan kematian massal ayam.
Fatem mengungkapkan, bahwa pihaknya telah melakukan pertemuan dengan maskapai Lion Air dan meminta bantuan untuk memastikan pengiriman bibit ayam DOC dapat dilakukan dengan aman. “Kami harapkan minimal seminggu sekali ada pengiriman bibit ayam untuk memenuhi kebutuhan ayam segar di Papua Barat,”Kata Fatem.
Saat ini, peternak ayam di Papua Barat mulai mendatangkan bibit ayam melalui jalur kapal laut dan mengembangkan ayam kampung sebagai alternatif, meskipun harga ayam kampung lebih tinggi, yakni sekitar Rp.60.000 hingga Rp. 70.000 per ekor. [JW/RED]