BudayaDaerahGarda KaimanaGarda Papua Barat

Puncak HUT Kaimana Ke-20, Freddy Thie Sebut Toleransi di Kaimana Bukti Anugerah Tuhan

KAIMANA, gardapapua.com — Pada puncak syukuran peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kaimana ke – 20 tahun, menjadi momentum bukti penguatan hidup toleransi masyarakat di seantoro Kaimana, yang turut hadir di Sadion Triton, Kaimana Papua Barat.

Bupati Kaimana Freddy Thie dalam kesempatan itu memberikan pidato reflektif yang bermuatan wawasan kebangsaan yang kuat.

Dalam pidatonya, Bupati keturunan Tionghoa berbicara mengenai aspek sosio kultur Kaimana yang memiliki keragaman Suku, Agama, Ras, dan antar Budaya. Ia nampak menyadari betul bahwa keragaman sebagai sebuah anugerah Tuhan hendak dirawat dan dilestarikan. Itu sebabnya, pria yang akrab disapa Kaibus itu menekankan toleransi sebagai kata kunci.

“Di balik keindahan keragaman daerah kita, terdapat satu simpul yang menghubungkan kita semua yaitu toleransi. Toleransi adalah sebuah prinsip filosofis yang melampaui perbedaan kita,”Tegasnya.

Ucapan Bupati Kaimana itu bukan tanpa sebab. Diketahui secara demografi, penduduk kabupaten Kaimana terdiri dari beragam suku bangsa, baik suku asli Papua dan juga pendatang dari luar kabupaten Kaimana maupun suku lain di Indonesia.

Suku asli Papua yang berada di Kaimana termasuk suku Kuripasai, Kambrauw, Miereh, Mairasi, Irarutu, Koiwai, Oburau, Madewana, dan Kuri. Kemudian, pendatang dari luar Papua diantaranya suku Minahasa, Bugis, Batak, Buton, Toraja, Madura dan asal Maluku seperti Ambon, Key, Tual, dan Dobo.

Di sisi lain, persentasi pemeluk agama di Kabupaten Kaimana terlihat cukup beragam, yakni Kristen Protestan, Islam, Katolik, Hindu, dan Budha.

“Toleransi ini adalah landasan utama bagi harmoni dan kerukunan di tengah-tengah kita. Ketika kita mempraktikkan toleransi, kita membuka pintu bagi keragaman untuk tumbuh dan berkembang,”Ucap Freddy.

Bupati Kaimana itu juga menerangkan betapa pentingnya sikap toleransi terhadap keragaman yang dimiliki Kaimana itu menjadi kekuatan besar yang bisa menjadi pendorong kemajuan daerah. Atas dasar toleransi itu pula, ia berpandangan berbagai kebijakan pembangunan daerah menjadi inklusif dan berkelanjutan.

Sosok nomor satu di Kaimana itu tidak henti-hentinya mengingatkan kepada masyarakat agar tidak mengabaikan perbedaan yang ada di Kaimana, melainkan harus belajar saling menghargai, menghormati, dan bekerja sama dengan bahu-membahu.

“Inilah inti dari semangat persatuan kita sebagai sebuah daerah. Dalam perbedaan, terdapat keunikan. Dalam keragaman, terdapat kekuatan,”Pungkasnya.

“Mari kita tinggalkan perbedaan yang tidak penting dan fokus pada visi bersama kita, yaitu Kaimana yang Maju, Adil dan Sejahtera,”Tutupnya menambahkan. [JO/RED]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *