DaerahGarda Papua BaratGarda TambrauwHeadline newsPendidikan

Dinas PPO Tambrauw Gelar Perumusan dan Penyusunan Capaian Pembelajaran Kurikulum Kontekstual Budaya

KEBAR, gardapapua.com — Dalam rangka meningkatkan pengembangan sesuai dengan konteks dan kebutuhan peserta didik dan satuan pendidikan, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (PPO) Kabupaten Tambrauw, melaksanakan kegiatan perumusan dan penyusunan capaian pembelajaran kurikulum kontekstual budaya tambrauw berbasis konservasi yang terdiri dari Suku Meyah, Ireres dan Mpur.

Kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu (12/11/2022), bertempat di Mess Pemda Distrik Kebar, Kabupaten Tambrauw.

Kegiatan ini dibuka langsung oleh Ibu Tenia Kurniawati, S.Pd, M.Pd selaku Kepala Bidang Pembinaan SMP Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tambrauw.

Turut hadir Para Perwakilan dari Tokoh-tokoh Masyarakat / Tua-tua Adat, yakni, Bpk. Bastian Ajami, Bpk. Matias Anari, Bpk. John Rumbesu, Bpk. Yosias Narai, dan Bpk. Herman Wabia (Tokoh Masyarakat Mpur).

Juga Bpk.Timotius Esyah, Ibu Veronica Yewen (Tokoh Masyarakat Miyah) dan Bapak Anton Airai (Tokoh Masyarakat Ireres). Selain itu, turut hadir Kepala SMP Negeri 9 Kebar, Ibu Fajar Duwiri, S.Pd, Kepala SMP Negeri Inam, Bpk. Ananias Manim, S.P dan Kepala SMP Negeri 23 Senopi, Bpk. Herman Syufi, S.Pd.

Adapun Kegiatan ini juga sebagai sarana Pelatihan dan Penyamaan Persepsi terkait Perumusan dan Penyusunan Capaian Pembelajaran Kurikulum Kontekstual Budaya Tambrauw Berbasis Konservasi dikhususkan untuk (Suku Miyah, Ireres dan Mpur). Hal ini guna menyempurnakan hal sebelumnya, dimana untuk suku abun sudah dilakukan desember tahun lalu. Tujuannya agar menjadi acuan untuk pengembangan kurikulum operasional satuan pendidikan ditingkat daerah semakin maksimal diterapkan.

Tenia Kurniawati, S.Pd, M.Pd selaku Kepala Bidang Pembinaan SMP Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tambrauw, menyebutkan, jikalau dari forum diskusi ini, telah dirumuskan sejumlah capaian pembelajan dan alur tujuan pembelajaran secara bersama – sama.

Kemudian para peneliti atau kepala bidang akan turun lapangan untuk melakukan wawancara kepada narasumber (tokoh masyarakat adat) untuk menjabarkan secara terperinci perihal isi dari capaian pembelajaran yg nantinya akan menjadi materi utama. Jika materi sudah lengkap maka akan diolah kembali untuk dikolaborasikan dalam pembelajaran kurikulum muatan lokal kab tambrauw yang nantinya akan menjadi pembelajaran wajib tingkat SMP di tambrauw.

Projek ini nantinya akan melibatkan banyak elemen, baik dari kalangan akademisi (dosen2 ahli kurikulum universitas negeri malang, LSM yg menangani budaya, LSM yg menangani lingkungan dan tokoh – tokoh masyarakat adat suku abun, miyah, ireres, Mpur). [FR/RED]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *