‘Kamis Manis’, Unsur Tiga Tungku Masyarakat Maluku di Manokwari, Komitmen : Jaga Manokwari, Damai Tanah Papua, Damai Indonesia
Klik Tautan Video dibawah Ini :
MANOKWARI, gardapapua.com — Menyikapi pertikaian antar kelompok yang terjadi di Kota Sorong, Papua Barat, maupun kesalahpahaman di Pulau Haruku (Maluku) beberapa waktu kemarin terjadi, seluruh masyarakat Maluku di Kabupaten Manokwari dalam Forum Damai Maluku, pada kamis (27/01/2022) menggelar pertemuan.
Kegiatan ini dilakukan bertempat di Billy Jaya Hotel, Manokwari, dengan melibatkan Unsur Keterwakilan Masyarakat Maluku dari Kerukunan Ambon Maluku Tengah (KKAMT), Maluku Tenggara, Ikatan Kerukunan Maluku Utara (IKMU) dan Unsur Pemuda Maluku, serta organisasi kepemudaan yakni Ormas Maluku Satu Rasa (M1R) Salam Sarane (SS).
Setidaknya ada beberapa hal dan seruan kesepakatan yang dilantangkan sebagai sebuah komitmen dalam rangka mempereratkan tali persaudaraan anak – anak Maluku meski di tanah rantau, dan meningkatkan komitmen dalam menjaga kamtibmas di Tanah Papua, secara khusus di Manokwari, Provinsi Papua Barat.
Kesempatan itu, Ketua KKAMT (Kerukunan Keluarga Ambon Maluku Tengah) Romer Tapilatu menghimbau, kepada seluruh masyarakat Maluku dimana saja berada, khususnya di Manokwari dan Papua Barat, bahwa Maluku merupakan sebuah wilayah yang ada di bagian wilayah timur Indonesia yang di dalamnya terdapat tradisi, budaya, adat istiadat Pela dan Gandong yang begitu kuat yang di sebut Ade dan Kaka dan Salam – Sarane (Muslim – Kristen,red).
Adapun Budaya Pela dan Gandong ini sudah turun temurun begitu kuat sehingga persaudaraan selalu terjaga sampai kapan pun. Oleh karena itu, secara historis garis lurus orang Maluku selalu di sebut SATU DARAH.
Terkait itu, Masyarakat Maluku yang ada di kabupaten Manokwari provinsi Papua Barat untuk kiranya dapat menjaga tali persaudaraan bagi orang Basudara dan tidak terpancing dengan isu-isu atau informasi yang bersifat provokatif (sara) agar menimbulkan rasa nyaman bagi semua orang Basudara yang ada di Manokwari Papua Barat.
“Ingat, bahwa Warga Maluku yang memiliki adat istiadat PELA dan GANDONG sesuai janji leluhur untuk sama-sama ‘baku kele’ sampai di tanah orang. Mari kita selalu menjaga kedamaian dan selalu hidup dalam persaudaraan sesama orang Maluku dan warga secara umum di daerah kabupaten Manokwari,”Imbau Ketua KKAMT Manokwari, Romer Tapilatu.
Lanjut dia, bahwa sebagai anak Maluku yang berbudaya, mari bersama-sama pemerintah, pihak keamanan dan aparat penegak hukum untuk menjaga perdamaian dan kelestarian untuk menegakkan keadilan di kabupaten Manokwari.
Dalam kegiatan ini, terdapat 7 tanggapan dan kesepakatan dari masing-masing tokoh orang tua dan pemuda Maluku untuk memberikan imbauan terkait insiden di Kota Sorong dan di Kota Ambon untuk masyarakat Maluku yang berada di Manokwari.
Hal itu disampaikan oleh Perwakilan Maluku Tenggara / Kerukunan Kei, Bpk. Moses Naraha. Dia mengatakan, bahwa sudah tentu sebagai anak – anak maluku meski ditanah rantau agar menjaga tali silaturahmi persaudaraan tiga tungku ini.
“Dan perkara di Sorong, jangan kita kaitkan ke daerah lain dan mendukung proses hukum tetap berlanjut sesuai penegakan hukum yang ada di negara Indonesia,”Ujarnya.
“Tujuannya, jangan kita coreng apa yang telah diletakkan oleh orang tertua kita terdahulu di tanah rantau. Ingat bahwa setiap ada masalah-masalah yang terjadi lagi, ke depan harus diselesaikan melalui pertemuan bersama orang-orang tua kita di setiap daerah. Agar jangan timbulkan perkara atau ada korban. Apalagi melibatkan orang-orang yang tidak tahu masalah. Masalah di luar Manokwari kita tidak boleh terpancing, dan mari bersama-sama jaga stabilitas keamanan kamtibmas, dan bersama jaga tali persaudaraan,”Sambungnya menambahkan.
Kemudian perwakilan dari Ikatan Kerukunan Maluku Utara (IKMU) Bpk Hasmidin mengatakan, bahwa agar kepada seluruh lapisan masyarakat Maluku, secara khusus Pemuda Maluku, kedepannya bahwa setiap ada masalah jangan pernah mengabaikan rasa persaudaraan yang ada.
“Ingat bahwa dimanapun, Maluku itu satu kandung Pela – Gandong. Sehingga ada masalah apapun, jangan pernah saling mengkaitkan dan membawa hal – hal yang terjadi disuatu tempat menyebar dan memanaskan suasana ditempat lain. Namun demikian, agar setiap masalah diselesaikan secara baik dan melibatkan orang – orang tua, serta jangan mengorbankan orang lain,”Tukasnya
Pemuda Maluku melalui Ormas Pemuda Maluku Satu Rasa (M1R) Salam Sarane (SS), Roy Bormassa Watimury menegaskan, bahwa sejarah yang telah diletakan oleh Orang Tua Maluku di Tanah Rantau agar jangan dipatahkan atau dilanggar.
“Karena orang tua kita ketika datang di sini telah meletakan sesuatu yang baik. pemuda jangan lupakan itu. Kemudian menghimbau kepada basudara pemuda Maluku yang lain, agar jangan pernah membuat polemik. Terus daripada itu, setiap ada permasalahan yang terjadi, agar melibatkan setiap kerukunan dan orang – orang tatua. Pemuda harus saling menghargai, dan tidak melupakan istilah ‘ade deng kaka’, ‘Satu Rasa, Satu Darah’,”Imbuhnya
Lebih daripada itu, sebagai anak – anak muda Maluku di tanah rantau sangat menghimbau dan mengharapkan agar ada kejelian dan perhatian dari orang tatua agar kedepan bisa lebih solid dan memperhatikan anak – anak muda di tanah rantau.
Senada, Muhamad Refra, selaku Ketua Pemuda Kei Manokwari juga menambahkan, bahwa sangat mengapresiasi pertemuan ini. Dan berharap, agar setiap video, narasi, foto dari setiap kejadian / peristiwa yang telah terjadi jangan lagi disebarluaskan secara sepihak di sosial media (Sosmed) agar tidak lagi menimbulkan polemik yang baru, akibat ketidakakuranya sebuah penyeberluasan informasi di publik /sosial media tersebut.
” Harapannya agar jangan memposting dan adanya penyebaran foto – foto di sosmed, agar tidak disebarkan sepihak. Juga dari setiap perwakikan orang tatua khususnya di Manokwari, lebih memperhatikan kami anak – anak muda. Tujuannya, agar bisa memproteksi setiap masalah, harapan dan apa yang sedang terjadi dilingkungan para anak – anak muda,”Harapnya
“Agar kedepan apa yang diistilahkan Ale Rasa, Beta Rasa, Iris Dikuku rasa didaging itu bukan sekedar slogan saja. Tapi mari, kita jaga kerukunan silaturahmi sebagai anak – anak Maluku,”Tambah Muhamad Refra
Perwakilan Pemuda Jasilou Halbar, IKMU, Bung Jems juga menambahkan harapannya agar dengan kejadian atau peristiwa yang terjadi ini, kiranya menjadi pelajaran bersama buat kita semua anak – anak maluku dimana saja agar bisa lebih menjaga ikatan kekeluargaan ditanah rantau, dan saling menghargai satu dengan lainnya.
Perwakilan Pemuda KKAMT, Abd. Rajack atau yang akrab disapa bung jeck menghimbau kedepan, secara khusus untuk seluruh pemuda di Manokwari harus bersatu tidak boleh terpancing dengan segala isu yang ingin memecah belah tali persaudaraan seluruh anak – anak Maluku di Manokwari.
Selanjutnya, inti dari pertemuan ini juga mendukung segala upaya penegakan hukum yang dikerjakan pihak kepolisian, agar kiranya kedepan menjadi sebuah pembelajaran hukum yang baik, juga supaya sisi penegakan hukum dapat adil dan dapat diterapkan sebagaimana peraturan yang berlaku. [Tim/Red]