Keanehan VISUAL, Tontonan Fotogenik, Dugaan Rekayasa Niatan Berbungkus Silaturahmi Politik PMK-2 di Rumah Golkar Bintuni ??
TELUK BINTUNI, gardapapua.com — Apakah telah mengandung unsur kepantasan, atau juga memenuhi aspek kewajaran, ketika berbagai foto – foto calon pasangan, yang juga masih merupakan pejabat disalah satu kabupaten teluk bintuni saat ini, haruskah beraksi dengon berbagai “pose” nya dihalaman kantor sekretariat golkar yang sedang tertutup ??
Dari posisi ini tentunya dapat dipastikan bahwa kondisi kantor yang sedang tertutup telah diketahui oleh sang tamu nya. Sehingga sangat disayangkan, bahwa tim pemenangan bacalon Bupati dan Cawabup PMK-2, tetap mempertontonkan foto-foto tersebut kepada publik melalui jejaring media sosial.
Tontonan ini dapat dipastikan telah memunculkan berbagai interpretasi dan pertanyaan terutama pada bagian gambar yang menampilkan aksi calon pasangan melakukan proses pengetukan pintu di kantor sekretariat Golkar yang didatangi pada pada hari Sabtu tanggal 13 Juni 2020. Bukankah dengan sejumlah tim dan rombongan yang menyertai, sebagaimana dipertontonkan pada gambar foto lainnya, sangat lah sederhana untuk dapat memastikan bahwa kantor tersebut, apakah tengah terbuka atau tertutup, berpenjaga atau terdapat staf di dalamnya??
Bukankah akan lebih alamiah terlihat jika rombongan tim yang menyertai, atau ajudan ( jika ada) yang melakukan aksi ini?,
Bukankah juga telah menjadi hal umum dan tanggung jawab dari staf tertentu bagi para pejabat utama disebuah daerah, untuk selalu memastikan kesiapan kondisi lapangan sebelum kehadirannya?? Atau apakah adanya dugaan muatan rekayasa niat berbungkus tali silaturahmi Politik PMK-2 di Rumah Golkar Teluk Bintuni?? Sesuai metode dan cara pengambilan gambar visual ??
Inilah bentuk hal umum yang sering terpantau dalam berbagai acara baik formal maupun non formal ketika akan dihadiri oleh orang orang penting.
Anomali – anomali ini pada akhirnya mempertontonkan sebuah keanehan VISUAL, yang menjelaskan perbedaan makna antara yang tersurat dan tersirat.
Juga terhadap pemberitaan yang dimuatkan oleh beberapa media online (siber) atau dalam jejaring (daring), seperti LihatPapua.com, yang menampilkan gambar dan ulasannya dengan judul “Pengurus DPD Partai Golkar Teluk Bintuni Hindari Rekomendasi DPP ; “Tim Kerja PMK-2 Jilid II, Tidak Duduk Diam “, hal ini tentunya menjelaskan korelasi yang secara tersurat, menampilkan fakta yang dapat membuktikan bahwa Penerima Surat Penugasan, telah mendatangi kantor Sekretariat Golkar, meskipun tidak dalam kondisi terbuka, telah melakukan upaya silahturahmi, upaya permisi melalui ketukan pintu, sekali lagi meski telah diketahui bahwa kantor tersebut tidak berpenghuni pada tontonan foto ini jika kemudian disandingkan saat itu.
Disisi lainnya secara tersirat, hampir dapat dipastikan bahwa berdasarkan fakta aksi foto ini merupakan alat bukti dan informasi yang akan digunakan untuk mempertanggungjawabkan komitmennya kepada DPP Partal Golkar, bahwasanya upaya komunikasi dan koordinasi telah dilakukan, meskipun hanya kepada Gedung kosong yang tertutup.
Dan pada bagian inilah, gambar dan penjelasan yang disampaikan yang kemudian disebutkan sebagai sebuah niat dan nilai etik yang baik sebagai negawaran, yang menampilkan kerendahan hati melalui kedatangannya.
Selain itu, aksi ketuk pintu kantor yang tak berpenghuni pada saat itu dikuatirkan merupakan bungkusan silahturahmi politik.
Penonton dan pembaca yang melihatnya dari kacamata politik ( karena aksi nya berkaitan dengan kepentingan politik), akan mampu menyimpulkannya secara objektif. Aksi foto ini juga, sangat wajar jika kemudian dapat diartikan sebagai sebuah skenario politik, aksi yang dibuat – buat, sebagai rekayasa strategi yang diniatkan untuk merusak nama baik DPD Partai Golkar dan disisi lain untuk mencoba hal baru metode lama untuk mendapatkan simpati dari DPP Partai Golkar atau masyarakat yang melihatnya secara tersurat.
Apakah Kisahnya berbeda dengan 5 tahun lalu, dimana saat itu sang calon Bupati dan Cawabup PMK2, tak perlu lagi menggoda partai hanura yang kini non seat, pada kursi DPRD Teluk Bintuni ??
Dimana tak dipungkiri, Disela – sela itu, keajaiban datang di menit-menit terakhir dengan “pertolongan” dari Partai Hanura. Disebut sebagai malaikat penyelamat bagi paslon yang dikenal dengan sebutan tim PMK2.
Sebab, berbekal dukungan dari dua partai itu, Petrus Kasihiw akhirnya memenangi Pilkada Teluk Bintuni medio 2015 lalu, dengan selisih tipis jumlah suara bersama pasangannya Matret Kokop.
Ibarat habis manis sepah dibuang, mungkin pilihan kata yang tidak mengenakkan hati tapi kurang lebih begitulah adanya sesuai fakta. Riwayat partai hanura yang dulu mengulurkan tangan kepada sang bupati, berakhir di perhelatan pemilu April 2019, hingga Ketua DPC Partai Hanura, Pius Nafurbenan harus turut memberikan komentar keluhnya, saat diwawancarai oleh wartawan belum lama ini.
” Yang sudah pasti kami tidak akan lagi dengan kandidat lama, karena sudah menciderai marwah partai kami didepan publik, masyarakat, dan simpatisan kami di Bintuni bahkan pimpinan kami ditingkat pusat,”Tegas Pius Nafurbenan, (26/2/2020).
Baca : https://gardapapua.com/2020/02/26/menakar-komitmen-petahana-hanura-habis-manis-sepah-di-buang/
Semoga tak ada keanehan keanehan VISUAL yang terjadi, tampilan politik yang santun dan mengandalkan nilai etik, merupakan nilai yang diharapkan rakyat.
[TIM/RED]