Diberikan Kepercayaan Sebagai Koordinator Nasional dapur Umum MBG, Rosaline Rumaseuw : ’15 Dapur di Tanah Papua Siap Running Program’
JAKARTA, gardapapua.com — Yayasan Mitra Lintas Sejahtera sebagai salah satu mitra elaborasi Badan Gizi Nasional (BGN) yang sedang menjalin kerjasama untuk menjalankan program Makan Bergizi (MBG), juga terus bergerak cepat menggandeng mitra kerja dari berbagai organisasi dan kelompok lainnya guna membentuk perpanjangan tangan di setiap daerah untuk membantu Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur MBG di berbagai wilayah.
Kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan gerak cepat realisasi program makan bergizi gratis sesuai instruksi dan harapan Bapak Presiden Prabowo, agar output program ini bisa benar – benar bermanfaat dan diterima dikalangan Masyarakat, khususnya bagi generasi emas bangsa di usia bangku sekolah.
Organisasi Cendekiawan Perempuan Papua (CPP) misalnya, kini merupakan koordinator perpanjangan tangan Yayasan Mitra Lintas Sejahtera, dalam melaksanakan distribusi penyediaan makanan bergizi gratis kepada kelompok sasaran seperti anak-anak usia bangku sekolah yang terdiri dari TK/Paud, SD dan SMP, serta penyaluran bagi para ibu hamil, dan ibu menyusui.
Demikian hal ini diungkapkan oleh Ketua Umum Cendekiawan Perempuan Papua (CPP), dr. Rosaline Irene Rumaseuw,M.Kes. kepada gardapapua.com, pada Rabu (16/4/2025), kala dikonfirmasi.
Kata dia, bahwa atas kepercayaan dan kolaborasi yang telah diberikan oleh Badan Gizi Nasional (BGN) melalui Yayasan Mitra Lintas Sejahtera, dalam hal ini Ibu Vinda Silitonga selaku pembina yayasan, kegiatan Running Mitra Program Makan Bergizi Gratis (MBG) oleh pihaknya selaku Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) siap melakukan pendistribusian paket makanan gizi gratis bagi penerima manfaat.
Rumaseuw membeberkan bahwa dalam tahap awal, pihaknya diberikan kepercayaan untuk menangani dihampir seluruh daerah Kota / Kabupaten di Indonesia. Sementara di Wilayah Tanah Papua, sekitar 15 dapur umum MBG yang telah siap melaksanakan peluncuran pendistribusian program paket makanan bergizi gratis pada akhir bulan april 2025. Beberala bertempat di Timika, Sorong, Manokwari, Jayapura, Merauke, Biak, dan Supiori.
“Jadi sementara 15 dapur umum di tanah papua siap running. Untuk semua dapur yang lain akan mengikuti langkah – langkah persyaratan dari BGN yaitu submit masing – masing dapur umum, lalu di survey dulu. Jika telah layak maka siap running program, yang jelas akan berjalan merata di seluruh indonesia,”Ungkap Ketum CPP Rosaline Rumaseuw.
Dia menambahkan, bahwa dalam penyiapan Makan Bergizi Gratis (MBG) ini, pihaknya menyiapkan para pekerja atau karyawan berjumlah sekitar 27 – 50 orang pekerja orang di setiap dapur, dan menggunakan bahan baku dari lokal dan juga para pelaku UMKM setempat yang tentunya diharapkan dapat menambah peningkatan ekonomi masyarakat.
“Jadi dapur – dapur ini sudah siap. Kita lakukan persiapan ini sejak januari 2025. Dan 15 dapur siap Running Program. Setiap dapur itu kita siapkan 27 – 50 tenaga kerja atau karyawan. Lalu dari BGN juga mengirim ahli gizi, dan kepala dapur. Juga tim accounting, dan pengawas dapur dan pendistribusian di lapangan. Jadi ini benar – benar diawasi,”Ungkap Ketum CPP Rosaline Rumaseuw.
Pada tahap awal ini juga, pihaknya dapat memproduksi hingga 3.500 paket (pax) makanan bagi para siswa – siswi yang telah terkoordinasikan untuk siap menerima paket bantuan MBG.
“3.200 – 3.500 paks setiap hari. Kita layani full selama 24 hari kedepan. Jadi untuk tahap awal kita layani sekolah – sekolah. Untuk ibu hamil dan menyusui akan masuk tahap selanjutnya,”Cetusnya.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) ini juga menurut Ketum CPP Rosaline Rumaseuw, bahwa sesungguhnya berdampak positif karena multi efek yang dirasakan.
Seperti pada sektor ekonomi, akan banyak UMKM dilibatkan untuk penyediaan bahan makanan. Meningkatkan produktivitas dan kemampuan kerja masyarakat karena ada tenaga kerja yang terserap dan membukan peluang lapangan kerjaan bagi masyarakat sekitar. Selain itu, menjadi alternatif mengurangi beban biaya hidup keluarga untuk menyiapkan bekal atau paket makanan.
Dari sektor kesehatan, penerapan program MBG ini dinilai dapat menjadi alternatif meningkatkan status gizi masyarakat, terutama anak-anak dan ibu hamil. Mengurangi angka stunting dan masalah kesehatan terkait gizi buruk yang masih menghantui rakyat indonesia.
Dalam sektor pendidikan, dinilai dapat membantu dan meningkatkan kemampuan kognitif dan prestasi belajar anak. Selanjutnya, mampu mengurangi angka putus sekolah karena masalah gizi dan kesehatan.
Pada sektor ketahanan pangan, mampu meningkatkan akses dan ketersediaan pangan bergizi bagi masyarakat, dan mengurangi kerawanan pangan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Dengan demikian, MBG diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan memberikan dampak positif jangka panjang pada pembangunan nasional dan sinergitas kolaborasi bersama pemerintah di daerah. [TIM/RED]