Papua Barat Hadapi Inflasi Tertinggi di Regional Timur, Pemerintah Siapkan Langkah Strategis
MANOKWARI, gardapapua.com — Provinsi Papua Barat mencatatkan tingkat inflasi tertinggi di wilayah Timur Indonesia dalam beberapa bulan terakhir. Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), meski Papua Barat menempati posisi ketiga secara regional, tingkat inflasinya berada dalam sepuluh besar di tingkat nasional selama empat bulan terakhir.
Terkait itu, Asisten II Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Papua Barat, Melkias Werinussa, pada Jumat (13/9), menyampaikan keprihatinan mengenai situasi ini dalam rapat bersama BPS dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Papua Barat. “Kami di TPID merasa bingung karena beberapa komoditas seperti kangkung dan pinang mengalami inflasi, sementara komoditas yang didorong oleh pemerintah seperti bawang merah dan bawang putih tidak terlalu banyak pengaruhnya,”Ucap Melkias Werinussa.
Ia juga menyoroti harga tomat yang sempat melimpah di pasar, dengan pedagang menjualnya seharga Rp.5.000 hingga Rp.6.000 per kilogram, sementara petani hanya mendapatkan Rp.1.000 hingga Rp.2.000 per kilogram. “Ini sangat miris. Petani harus menjual dengan harga yang sangat murah meski produksi nasional melimpah,”Tambahnya.
Pemerintah Provinsi Papua Barat kini tengah memikirkan metode baru agar petani dan pedagang dapat mengolah hasil panen menjadi produk yang lebih tahan lama. “Kami sedang mencari solusi agar pasca panen bisa dikembangkan dalam bentuk lain sehingga bisa bertahan lebih lama,”Ucap Werinussa.
Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa rapat tersebut juga membahas upaya menekan inflasi dalam tiga bulan ke depan. “Kami berhasil menekan inflasi selama dua bulan terakhir, bahkan masuk dalam deflasi sebesar 1,5 persen. Namun, target kami adalah menjaga inflasi tetap di bawah 3,5 persen,”Jelasnya.
Pemerintah juga telah melakukan sidak ke pasar untuk memantau ketersediaan komoditas yang beredar. Selain itu, pertemuan dengan para distributor, Pertamina, dan perusahaan peti kemas juga direncanakan untuk memastikan stok barang tetap mencukupi dalam tiga bulan ke depan.
“Situasi akan semakin berat dengan adanya dua agenda besar, yaitu Pilkada Serentak dan peringatan Nazaruddin. Oleh karena itu, kami perlu menjaga ketersediaan stok komoditas dengan baik,”Papar Werinussa.
Di sisi lain, ia juga merasa bersyukur karena beberapa komoditas seperti garam, minyak goreng, gula, dan teh yang dijual di minimarket sudah sesuai dengan harga nasional, sehingga dapat membantu menjaga kestabilan harga di pasar.
Dengan langkah-langkah ini, pemerintah berharap dapat menstabilkan inflasi di Papua Barat dan menjaga kestabilan ekonomi di tengah tantangan yang ada. [CR-01/RED]