DaerahGarda KaimanaGarda Papua BaratHeadline newsPendidikanRegionalUncategorized

Dinas PPO Kaimana Klaim, 90% Program Bantuan Adik dan Adem Menyasar OAP di Kaimana

KAIMANA, gardapapua.com —- Pelaksana Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga kabupaten Kaimana mengklaim, bahwa terdapat jumlah 90 persen calon siswa/i yang lulus seleksi program Afirmasi Beasiswa Pendidikan Tinggi (Adik) dan Afirmasi Beasiswa Pendidikan Menengah (Adem) pada tahun anggaran 2022, adalah murni anak – anak Orang Asli Papua (OAP) secara khusus di wilayah Kabupaten Kaimana.

Mereka yang lulus direncanakan, untuk program Adem selanjutnya akan mengikuti pembekalan di Sorongm sementara lulusan Adik masih harus melakukan registrasi ulang pada kampus tempat kuliah para calon mahasiswa/i.

Ditegaskan, bahwa lulusan ini merupakan murni yang ditentukan sesuai dengan persyaratan yang diberikan oleh kementerian pendidikan pemuda dan kebudayaan RI.

“Ini adalah program beasiswa dari kementerian pendidikan Tahun 2022 yang telah diumumkan pada bulan lalu dan telah disosialisasikan dan banyak dari adik – adik kita yang mendaftar dan telah diumumkan hasil seleksinya, itu sebanyak 16 orang untuk program Adik, atau 80 persen Orang Kaimana kalau presentasi OAP 90 %,” Ujar Pelaksana Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten di Kaimana Drs.Ray Ratu D Come, M.Si di ruang kerjanya, Rabu (22/6/2022).

Adapun mereka akan diberangkatkan untuk mengenyam pendidikan di Perguruan Tinggi sesuai dengan hasil kelulusan dari calon mahasiswa/i itu sendiri.

” Lokasi pendidikan untuk perguruan tinggi itu diluar Papua dan Papua itu dari Aceh sampai Maluku,”Jelasnya lagi.

Berkaitan dengan program Adem, akan mengenyam pendidikan di provinsi banten presentasinya 90 persen berasal dari Orang Asli Papua di Kaimana (OAPK).

” Rencana keberangkatan mereka untuk mengikuti pembekalan dari provinsi itu dalam waktu dekat, mereka ada 10 orang, itu orang Asli Papua Kaimana. Untuk seleksi kita serahkan kepada sekolah masing masing, kita hanya memfasilitasi, persyaratannya Orang Asli Papua dan juga dilihat dari Raport,”Sebutnya

Kelulusan dari para pelajari OAPK dalam seleksi ini murni tanpa campur tangan ataupun intervensi Pemda kabupaten kaimana yang dilihat dari seleksi nilai raport sebagai salah satu persyaratan penting.

” Ini program pemerintah pusat melalui pemerintah provinsi Papua barat, pemerintah kabupaten hanya memfasilitasi dan ini murni hasil seleksi, kami dari dinas hanya mendorong anak anak kita ini maju, dan kuota kita cuma 16. Contohnya kalau di perguruan tinggi hanya siapkan beasiswa hanya 1 orang sementara yang mendaftar itu ada 3 orang di perguruan tinggi dimaksud, hasil seleksi misalkan pisikologi cuma 1 orang dia itu yang diterima, yang diperebutkan 13 kabupaten dan 1 kota di provinsi papua barat ini, sementara yang dua lainya mungkin diperguruan tinggi lain yang menyiapkan kuota sama tetapi tidak ada yang mendaftar otomatis yang dua orang ini digeser ke perguruan tinggi dimaksud, ini supaya masyarat juga dapat memahami kenapa anak kami ini mendaftar diperguruan tinggi A misalkan kenapa di perguruan B,”Tambah PLT Kadis Pendidikan.

Masih pada tempat yang sama Semuel Wayega.S.Pd kepala seksi pengawasan dan kesiswaan menjelaskan untuk beasiswa Afermasi Adik dan Adem quota yang diberikan agak menurun dari Tahun sebelumnya, sementara animo para pendaftar cukup tinggi.

“Ini program kemntrian tiap tahun, kemrin itu 25 orang, Tahun ini yang menurun sehingga hanya 16 anak itu program Afermasi Adik, kalau adem itu tetap 10 yang dialokasikan dari provinsi, yang mendaf itu ada 42 untuk Adik, semnatar untuk Program amAdem yang dari sistim yang di input di istim ada 23, kami mengirim 22, yang dikekurkan oleh propinsi itu, 10 orang,” Jelasnya.

Masi pada sistim perekruitmen, dikatakan diserahkan ke pihak sekolah melalui operator Dapodik.

” Yang menginput dari operator Dapodik sekolah masing masing siswa siswa yang berprestasi, latar belakang ekonomi kemah, dan punya motivasi untuk niat belajarnya tinggi lebih khusus orang asli papua terutama orang Asli Papua dari Kaimana itu syarat utamanya tapi kalau tidak da disekolah dimaksud bisa dari OAP yang bukan asli dari 8 suku, itu masih bisa, itu untuk program Adem,”Jelasnya

Berdasarkan data yang dihimpun rencana para siswa 10 dari program Adem akan mengikuti pembekalan dari dinas pendidikan provinsi Papua barat selama 3 hari yakni 27-29 Juni, dan akan diberngkatan ke provinsi Banten pada 1-2 Juli 2022 mendatang.

Sementara untuk program Adik, calon mahasiswa akan melakukan registrasi ulang dan menunggu informasi lebih lanjut kapan dan waktu perkuliahan dari perguruan tinggi. [JO/RED]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *