Channel YoutubeDaerahNasionalParlementaria

Hut HKN ke 54, Wagub Mola Ingin Papua Barat Zero Malaria Seperti Bintuni

MANOKWARI, gardapapua.com – Momentum peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) Ke 54 tahun 2018, Wakil Gubernur Papua Barat Mohamad Lakotani yang akrab disapa Bang Mola, mendukung dan mendorong wacana Papua Barat dapat menjadi salah satu Provinsi di Indonesia yang keseluruhan wilayah pemerintahannya dapat terbebas dari penyebaran penyakit malaria (Malaria Disease Zero,red).

” Semua daerah Kabupaten/Kota saya minta dapat bersama memberantas malaria. Meskipun trend penyakit malaria terjadi penurunan di beberapa kabupaten/Kota tapi saya harap dan ingin Jadikan papua barat harus Zero Penyakit Malaria, atau bebas malaria diseluruh wilayah 13 kabupaten /kota se papua barat,”Ucap Wagub Mohamad Lakotani, disela sambutannya dalam moment perayaan HUT HKN Ke 54, dan Upacara Pekan Olahraga Kopri Ke 4, Di Kantor Gubernur, Senin (12/11/2018) pagi.

Sehingga melalui peringatan hari Kesehatan ke – 54 yang diperingati 12 November setiap tahunnya, diharapkan kepada seluruh insan dan petugas kesehatan dapat selalu berperan aktif dan berkomitmen melayani masyarakat dengan baik.

” Peringatan HKN Ke – 54 ini menjadi momentum pelayanan harus sampai ke masyarakat dengan merata dan saya pesan kepada insan kesehatan agar lebih berkomitmen melayani masyarakat kita,”Harap Wagub.

Terkait komitmen pemberantasan penyebaran penyakit malaria, Wagub Moh. Lakotani menginstruksikan agar para petugas dan tim medis pilihan pemberantasan Malaria Dinkes Papua Barat dapat belajar dan meniru Kabupaten Teluk Bintuni yang sukses menerapkan program pemberantasan Malaria yang lebih dulu mencapai angka nol malaria (Malaria Disease Zero,red).

” Kita bisa ambil contoh dan belajar dari kabupaten Teluk Bintuni untuk menerapkan hal tersebut di kabupaten kota lainnya. Saya juga salut kepada daerah kora sorong yang sesuai laporan perkembangan angka penyakit Malaria telah melemah di sana,”Tukasnya

Sekedar diketahui kembali, Dinas Kesehatan Kabupaten Teluk Bintuni dengan inovasi berjudul Sistem Early Diagnosis and Treatment (EDAT) berhasil mengurangi penyakit malaria di Bumi Cendrawasih sejak diterapkan pada tahun 2010 lalu.

Pengembangan inovasi ini bermula dari maraknya kasus malaria yang menjangkit masyarakat Papua, khususnya di wilayah Teluk Bintuni. Program EDAT dilaksanakan melalui pembentukan Juru Malaria Kampung (JMK) atau spesialis malaria yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pendidikan masyarakat tentang identifikasi, pencegahan, dan pengobatan malaria. Melalui sistem ini pula, aparat terkait melatih penduduk desa sebagai petugas kesehatan, mengemas obat-obatan malaria agar lebih mudah digunakan, dan memastikan kualitas asuransi yang terintegrasi.

Mampu berkolaborasi dengan organisasi non-pemerintah dan sektor swasta dan mendapat sokongan BP Tangguh Indonesia, Program Edat yang dimulai sejak era pemerintahan Bupati Alfons Manibuy kala itu merupakan inovasi yang tepat segera di terapkan, mengingat Papua menempati urutan teratas sebagai penyumbang kasus malaria terbanyak di Indonesia.

Kini, Kabupaten Teluk Bintuni sejak Tahun 2015, kasus malaria ini turun menjadi 2,4 per 1000 penduduk. Pada 2017, program ini berhasil mereduksi penyebaran malaria dari angka 9,2 persen ke angka 0,02 persen di 12 Desa. Selain mengurangi penyebaran, program ini juga sukses mengurangi tingkat morbiditas malaria dari 115 penderita per 1000 penduduk (2009) menjadi 5 penderita malaria dari 1000 penduduk (2016) dan di Tahun 2018 berada di bawah 1 persen. [ian]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *