Bawaslu Papua Barat Paparkan 10 Indikator TPS Rawan, Wilayah Teluk Bintuni Salah Satunya !
MANOKWARI, gardapapua.com – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Papua Barat melaporkan setidaknya terdapat 10 indikator Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang rawan dan berpotensi mengganggu kelancaran pemilu 2024.
Laporan tersebut disampaikan oleh Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat dan Hubungan Masyarakat Bawaslu Papua Barat Menahen J Sabarofek dalam konferensi pers yang dipimpin oleh Kepala Sekretaris Bawaslu Papua Barat, Benediktus Wahom, di Hotel Mansinam Beach, Manokwari, pada Rabu (20/11/2024).
Menurut Menahem Sabarofek, kendala yang ditemukan di sejumlah TPS meliputi masalah logistik, jaringan internet, dan gangguan aliran listrik. Sebanyak 547 TPS tercatat memiliki riwayat kekurangan atau kelebihan logistik pada pemilu sebelumnya, bahkan beberapa TPS tidak memiliki logistik sama sekali. Selain itu, 169 TPS menghadapi masalah jaringan internet yang buruk, dan 160 TPS terancam gangguan aliran listrik, yang dapat mempengaruhi kelancaran proses pemungutan suara.
Masalah lain yang dilaporkan adalah adanya 70 TPS yang tercatat memiliki pemilih yang sudah meninggal dunia atau statusnya dicabut oleh pengadilan, seperti anggota TNI dan Polri. Di samping itu, 55 TPS teridentifikasi memiliki Daftar Pemilih Tambahan (DPTB), sementara 40 TPS terletak di daerah yang sulit dijangkau, baik karena kondisi geografi maupun cuaca ekstrem.
Sebanyak 33 TPS berpotensi memiliki pemilih yang memenuhi syarat namun tidak terdaftar dalam DPT, sementara 26 TPS terletak di wilayah rawan bencana, seperti daerah banjir dan tanah longsor. Terdapat pula 20 TPS dengan pemilih disabilitas yang perlu mendapat perhatian khusus. Terakhir, 15 TPS yang pernah mengalami Pemungutan Suara Ulang (PSU) diharapkan dapat diatasi untuk mencegah terulangnya masalah tersebut.
Bawaslu Provinsi Papua Barat berharap, dengan pemetaan masalah ini, semua kendala dapat diatasi dengan baik agar pemilu 2024 berjalan lancar dan setiap warga negara dapat menyalurkan hak pilihnya tanpa hambatan. Menahem Sabarofek menegaskan, Bawaslu akan terus mengawasi dan memantau perkembangan di setiap TPS untuk memastikan pemilu yang jujur dan adil di Papua Barat.
Adapun tujuan dipaparkannya pemetaan kerawanan TPS dimaksud, bertujuan agar seluruh pemangku kepentingan baik itu Komisi Pemilihan Umum (KPU), TNI-Polri, dan pemerintah daerah dapat merumuskan langkah mitigasi agar pemungutan suara berjalan lancar.
Seperti di wilayah Teluk Bintuni dengan jumlah kecematan atau distrik sebanyak 24, dan 117 kampung, dengan jumlah TPS 187, serta pemilih tetap 54.902 yang terdiri dari 28.749 pemilih laki – laki dan 26.153 jumlah pemilih perempuan, berdasarkan berita acara penetapan DPT oleh KPU Provinsi Papua Barat nomor : 428/PL.02.1-BA/92/3/2024 tanggal 23 september 2024, cukup menjadi perhatian semua pihak.
Berdasarkan hasil pengamatan dan yang telah dihimpun oleh Bawaslu Papua Barat, terdapat beberapa isu strategis mengenai TPS yang masuk kategori rawan berdasarkan Variabel, Indikator dan Isu Strategis. Dari 7 Wilayah Kabupaten se-Papua Barat, daerah Teluk Bintuni dan Fakfak tercatat merupakan dua daerah yang terdapat enam (6) variabel pemicu terjadinya kerawanan di TPS.
Khusus di Wilayah Teluk Bintuni, diprediksi akan terjadinya upaya – upaya penyalahgunaan Hak Pilih dengan indikatornya adalah terdapat pemilih yang sudah DPT Tidak Memenuhi Syarat (TMS) (meninggal dunia, alih status TNI/Polri, Dicabut Hak pilih berdasarkan putusan pengadilan), yang berada di sekitar 34 TPS antara lain di Distrik Wamesa, Meyado, Moskona Utara, Bintuni, Sumuri, Tembuni, Manimeri, dan Aroba.
Indikator lainnya, adalah Potensi Pemilih Memenuhi Syarat, namun tidak Terdaftar di DPT (Potensi DPK), Terdapat di 27 TPS yang tersebar di Distrik Wamesa, Sumuri, Manimeri, dan Aroba. Juga terdapat Penyelenggara Pemilihan di TPS yang merupakan pemilih di luar domisili TPS tempatnya bertugas, Terdapat pada 2 TPS di Distrik Aroba. Serta pemilih disabilitas yang terdaftar pada DPT di TPS, Terdapat 11 TPS yang tersebar di Distrik Meyado, Tembuni, Manimeri, dan Aroba.
Di wilayah teluk bintuni juga mempunyai riwayat Pemungutan Suara Ulang (PSU) dan/atau Penghitungan Surat Suara Ulang (PSSU), yang terjadi pada Pemilu 2024 terdapat PSU di 5 TPS.
Pada variabel Keamanan, di Wilayah Teluk Bintuni memiliki riwayat terjadi kekerasan di TPS, Terdapat pada 5 TPS di Distrik Bintuni dan Aroba, juga mempunyai riwayat terjadi intimidasi kepada pemilih dan/atau penyelenggara pemilihan, Terdapat pada 3 TPS di Distrik Bintuni dan Aroba.
Terkait Netralitas, dalam variabel yang ditemukan, Bawaslu Papua Barat mencatat, ditemukan petugas berkampanye pasangan calon KPPS untuk Pasangan Calon Tertentu, Terdapat pada 3 TPS di Distrik Wamesa dan Aroba.
Sementara penyebaran Logistik yang memiliki keterlambatan riwayat pendistribusian logistik pemungutan dan penghitungan suara di TPS (maksimal H-1) pada saat Pemilu, Terdapat 2 TPS di Distrik Bintuni.
Untuk Lokasi TPS yang sulit dijangkau dan masuk kategori rawan penyalahgunaan wewenang akibat laporan sulit dijangkau (geografis dan cuaca), Terdapat di TPS 002 Kelurahan Pasamai, Distrik Manimeri.
Sementara itu, ada TPS yang didirikan di wilayah rawan konflik, terdapat di TPS 08 Kelurahan Bintuni Barat, Distrik Bintuni.
Terdapat pula TPS yang berdekatan lembaga pendidikan yang siswanya berpotensi memiliki hak pilih, terdapat di TPS 002 Waraitama Distrik Manimeri, dan TPS berada di dekat rumah pasangan calon dan/atau posko tim kampanye pasangan calon, terdapat di TPS 001 Waraitama Distrik Manimeri, Teluk Bintuni.
Sementara untuk TPS Lokasi Khusus, di wilayah teluk bintuni sendiri selain terdiri dari 2 TPS Loksus yaitu Lapas Kelas II B Bintuni, terdapat juga di Perusahaan LNG Tangguh.
Pada variabel indikator gangguan Jaringan Internet dan listrik, di Wilayah Teluk Bintuni setidaknya dilaporkan oleh Bawaslu Papua Barat terdapat pada 30 TPS yang tersebar di Distrik Wamesa, Meyado, Moskona Utara, Sumuri, Tembuni, dan Aroba.
Sementara alasan atau kendala aliran listrik di lokasi TPS, terdapat di sekitar 25 TPS yang tersebar di Distrik Wamesa, Meyado, Moskona Utara, Sumuri, Tembuni, dan Aroba. [JW/RED]