DaerahGarda ManokwariGarda Papua BaratHeadline newsPolitikSudut PandangUncategorized

Pemilu 2024, Politisi Papua Barat Sebut Suara Generasi Muda Penentu Kualitas Keterwakilan Rakyat

MANOKWARI, gardapapua.com — Advokat dan Politisi Nasdem, Patrix Barumbun Tandirerung dan Penggerak Gerakan Literasi Papua Barat, Lamek Dowansiba mendorong kaum muda menggunakan hak pilihnya dengan cerdas pada Pemilu 2024.

Demikian hal itu, didasari besarnya proporsi pemilih berusia 17-40 tahun pada Pemilu 2024, yang mana membuat suara generasi muda diperebutkan para kontestan pemilu.

Kondisi itu pun tak terkecuali bakal calon presiden dan calon wakil presiden. Mereka pun berjanji memperjuangkan gagasan serta kepentingan anak muda.

Terkait akan bagaimana mewujudkan komitmen sebagai agen pembangunan dan perubahan sosial, dua para politisi muda Patrix Barumbun Tandirerung dan Penggerak Gerakan Literasi Papua Barat, Lamek Dowansiba mengharapkan agar generasi muda di Papua Barat, dapat jeli dan bijak mentilik calon – calon keterwakilannya pada lembaga – lembaga legislatif baik di daerah hingga pusat, khususnya juga yang mewakili masyarakat khususnya di lembaga legislatif dan DPD RI.

“Secara statistik jumlah pemilih muda mencapai 60 persen dari seluruh pemilih. Itu angka yang sangat signifikan untuk mendudukkan pemuda sebagai faktor penentu seperti apa anatomi dan kualitas lembaga perwakilan kita nanti di level manapun,”Sebut Patrix saat menjadi panelis diskusi publik bertajuk “Anak Muda Bicara Politik” bersama Lamek di BATAS Coffee, Wosi, Manokwari, pada Minggu (10/12) malam.

Menurut Patrix, bahwa kecerdasan memilih didasarkan atas penilaian terhadap rekam jejak dan kapasitas calon politik. Itu sebabnya calon politik muda juga tidak cukup hanya menawarkan gimik, tetapi serius memboboti isu mendasar yang akan diperjuangkan.

“Setiap calon pada akhirnya harus menegaskan diri bahwa orientasi politiknya adalah publik, bukan diri sendiri,”Katanya.

Lamek dan Patrix senada, bahwa tantangan untuk mendorong partisipasi politik kaum muda saat ini adalah sinisme terhadap politik. Hal ini muncul karena dua faktor. Pertama akibat gejala perilaku politik yang ditunjukkan oleh elit politik dan kedua karena minimnya pendidikan politik.

Meski terdapat sinisme yang tinggi namun antusiasme anak muda terhadap politik tetap tinggi, terutama terhadap isu yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat, lapangan pekerjaan dan lingkungan hidup.

Lamek Dowansiba juga menegaskan, bahwa pemuda memiliki jejak sejarah yang panjang dalam mendorong perubahan, khususnya di Indonesia. Itu sebabnya kaum muda Manokwari tidak perlu risih untuk mendiskusikan terlibat dalam berbagai bentuk aksi politik khususnya pada pemilu 2024.

Diskusi ini digelar sebagai inisiatif beberapa lembaga kepemudaan dan mahasiswa yang berbasis di Manokwari untuk mendorong partisipasi politik pemuda pada Pemilu 2024. Diantaranya, Badan Eksektuif Mahasiswa (BEM) Universitas Papu, BEM STIH Manokwari dan BEM STIH Caritas Papua dan BATAS.

Ketua BEM STIH Manokwari, Herson Korwa mengatakan politik adalah upaya elit untuk mengelola kegelisahan masyarakat. Berangkat dari konsepsi itu, ia berharap agar para politisi yang bertarung pada Pemilu 2024 benar-benar turun ke akar rumput, berdialog dan menangkap kegelisahan masyarakat.

Penanggungjawab kegiatan, Achmad Habib mengatakan kegiatan ini digelar atas minimalnya wahana edukasi politik bagi pemuda di Manokwari. Pihaknya ingin antusiasme anak muda terhadap politik bisa bangkit dan bertransformasi menjadi satu gerakan sosial yang benar-benar memberi nilai tambah bagi pelaksanaan Pemilu 2024 secara proporsional. [TIM/RED]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *