DaerahGarda ManokwariGarda NusantaraGarda Papua BaratHeadline newsNasionalRegionalUncategorized

Kepala BKKBN Papua Barat : ‘KB Salah Satu Upaya Pencegahan Stunting’

MANOKWARI, gardapapua.com — Ada beberapa program yang bisa dilakukan untuk mencegah stunting. Menurut Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Papua Barat, Philmona Maria Yarollo, itu bisa dilakukan mulai dari intervensi terhadap calon pengantin hingga janin dan bayi dalam usia 1000 hari pertama kehidupan pada masa ibu hamil atau pasca persalinan, dan keguguran, melalui pemilihan alat KB atau Kontrasepsi yang tepat.

Terkait itu, dirinya menyatakan bahwa pihaknya tetap intens mengerjakan program pencegahan stunting secara berjenjang, khususnya di Papua Barat.

Dimana upaya mencegah stunting dengan KB, atau alat kontrasepsi tentu bisa. Sehingga penting sinergitas dan peran semua pihak khususnya para tenaga kesehatan untuk bergerak bersama.

Terkait itu, melalui pelatihan teknologi kontrasepsi terkini (Contraception Technology Update) bagi tenaga kesehatan tahun 2022 angkatan I dan II, yang diketahui berlangsung sejak 31 Oktober 2022 – 01 November 2022, diharapkan dapat menjadi upaya meningkatkan kemampuan keterampilan para tenaga kesehatan atau medis yakni para Dokter dan Bidan untuk bisa lebih terampil nantinya melakukan pemasangan atau pemakaian KB atau alat kontrasepsi, yang tepat kepada Masyarakat.

Selain itu, masih tingginya angka stunting di Indonesia, sangat penting memberikan informasi kepada wanita atau kaum ibu secara cermat. Sebab merupakan peran semua untuk dapat menurunkan angka kematian ibu, dan angka kematian bayi juga bisa meningkatkan kualitas generasi masa depan.

“Jadi kalau kaitannya dengan percepatan penurunan stunting, maka ini salah satu strategi dan upaya dari kami BKKBN khususnya perwakilan Papua Barat lakukan karena dari indikator pencapaian atau penurunan angka stunting ini salah satunya adalah melalui pelayanan pasca persalinan, keguguran dan atau dalam masa – masa mengatur jarak kehamilan. Sehingga kami harapkan melalui pelaksanaan pelatihan CTU ini dan diikuti oleh tenaga medis yang terdiri dari Dokter dan para Bidan ini semoga nanti bisa mengimplementasikan pelayanan KB dengan baik kepada Masyarakat,”Ucap Philmona Maria Yarollo.

Secara nasional, persentase kasus stunting di Indonesia saat ini sebesar 22,4 persen. Meski masih di atas rata-rata nasional, namun penanganan stunting di Papua Barat dinilai cukup berhasil sehingga mengalami penurunan kasus yang cukup signifikan.

Hingga 2023 nanti, Papua Barat menargetkan bisa menekan atau menurunkan lagi kasus stunting di wilayah itu hingga di bawah rata-rata nasional atau berada di sekitar angka 19 persen.

Ia menambahkan bahwa faktor pemicu kasus stunting di Papua barat bukan hanya karena persoalan kesehatan semata, tapi melibatkan banyak sektor sehingga membutuhkan koordinasi lintas sektor dalam penanganannya.

“Jadi harapannya para tenaga medis kita yakni dokter atau bidan bisa semakin meningkatkan keterampilan mereka tetapi juga pengetahuan mereka untuk melakukan pelayanan Keluarga Berencana (KB). Agar salah satu sasaran strategis indikator kinerja dari BKKBN, terkait dengan percepatan penurunan angka stunting di papua barat setiap tahun target 3 persen ini bisa terkejar,”Cetusnya

“Sebagaimana target kita di tahun 2024 nanti sesuai harapan bapak presiden menginkan kita harus berada pada posisi 14%. Dan kondisi saat ini sesuai dengan hasil status survey gizi Indonesia tahun 2021 tingkat nasional adalah 24,4% sedangkan kita di Papua Barat ini 26,2%,”Sambungnya menambahkan. [Ian/Red]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *