Aspirasi RakyatDaerahGarda NusantaraGarda Papua BaratGarda Teluk BintuniHeadline newsHukum dan KriminalRegionalSudut Pandang

Tokoh Perempuan Moskona Ini, Desak TNI/Polri ‘Buru’ Pelaku Pembantaian Warga Sipil Oleh KKB

BINTUNI, gardapapua.com — Terkait akan peristiwa penyerangan kepada belasan warga sipil oleh sekelompok Orang Tak di Kenal (OTK) yang diduga merupakan bagian dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), hingga berbuntut kematian 4 orang, yang merupakan pekerja proyek Jalan Trans Papua di Teluk Bintuni, Papua Barat, membuat banyak pihak mengutuk keras tindakan yang tidak berperikemanusiaan.

Salah satunya datang dari Yustina Ogoney, Tokoh Perempuan Suku Moskona yang juga sebagai Ketua Pemuda Katolik Komda Papua Barat.

“Bagi saya, terlepas dari alasan apapun peristiwa ini tidak bisa diterima; ini perbuatan terkutuk, para korban dibantai secara sadis. Tidak hanya dibunuh, tapi mereka (KKB) juga membakar para korban,”Tutur Yustina Ogoney, yang juga merupakan Kepala Distrik Merdey (salah satu Distrik di Wilayah Moskona, Red), kepada media ini, pada selasa (4/10/2022).

Terkait itu, dirinya mendesak pemerintah memprioritaskan penegakan hukum dan optimalisasi institusi keamanan untuk merespons kejadian ini, guna meningkatkan keamanan ketertiban masyarakat (Kamtibmas).

Lebih lanjut, Yustina mendesak agar aparat gabungan TNI/POLRI segera mengejar dan menangkap para KKB.

“Aparat TNI/POLRI harus bergerak cepat mengatasi persoalan ini, selain mengejar para pelaku, saya juga minta agar aparat mengendalikan situasi yang berkembang di tengah masyarakat,”Cetus Ogoney, yang dalam berbagai kesempatannya selalu membela hak – hak Masyarakat Adat, dan bagian dari Aktivis Kemanusiaan ini.

Advetorial HUT TNI 2022

Menurut Yustina, peristiwa tersebut memunculkan trauma dan ketakutan di tengah masyarakat. Tidak hanya di Wilayah Moskona, tetapi di Kabupaten Teluk Bintuni, bahkan Papua Barat secara keseluruhan.

“Akibat peristiwa tersebut, banyak tenaga guru dan tenaga medis yang bertugas di kampung-kampung ketakutan sehingga akhirnya harus meninggalkan tempat tugas dan kembali ke kota; juga para pekerja jalan dan jembatan yang begitu mendengar peristiwa tersebut langsung meninggalkan lokasi pekerjaan mereka, akhirnya jalan serta jembatan yang merupakan fasilitasi umum terhambat pengerjaannya,”Tuturnya.

Selain itu, usai peristiwa tersebut, banyak kabar Hoax yang beredar di tengah masyarakat, yang kemudian membuat siruasi kamtibmas yang tidak stabil ditengah Masyarakat. sehingga pihaknya meminta aparat POLRI segera mengendalikannya.

“Khusus aparat POLRI, saya minta harus mengendalikan berita-berita Hoax yang berkembang, yang semakin menimbulkan keresahan di tengah masyarakat, ini harus cepat dikendalikan,”Harap Yustina.

“Saya menghimbau kepada saudara/I sekalian yang ingin memperjuangkan aspirasi serta keinginannya agar dapat dilakukan melalui jalur-jalur yang telah diberikan lewat undang-undang, karena kekerasan hanya akan menghadirkan kekerasan lainnya dan akhirnya nilai kemanusiaan tidak akan lagi bernilai,”Sambungnya menambahkan. [TIM/RED]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *