DaerahGarda ManokwariGarda Papua BaratHeadline newsHukum dan KriminalHUMANISUncategorized

Diduga ada Indikasi Korupsi pada Anggaran Rp. 3 Milliar Bantuan Pemprov PB Untuk Kongres Muskomda

SORONG, gardapapua.com —- Salah satu Intelektual muda Katolik Papua Barat Yosep Titirlolobi meminta kepada Polda Papua Barat dan Kejati Papua Barat untuk mengusut dugaan tindak pidana korupsi dana sekitar Rp. 3 miliar yang telah dikucurkan oleh Pemprov Papua Barat untuk mata anggaran 2021 untuk kongres Pemuda Katolik yang rencananya di adakan di Provinsi Papua Barat tahun 2021 tetapi telah dibatalkan.

Menurut Yosep, Pemuda Katolik yang mendiami provinsi Papua Barat bukan segilintir orang saja, tetapi ada ribuan Pemuda Katolik yang tersebar di 12 kabupaten/1 kota. Hal ini guna memberikan sebuah peringatan ‘Warning’ kepada Komda untuk menjelaskan penggunaan anggaran bantuan Pemprov yang telah dihibahkan tersebut.

“Sebelum kami mengambil langkah hukum, jangan bikin malu karena itu uang rakyat bukan uang Pemuda Katolik,” Ungkap Yosep Titirlobi.

Awal mula usulan anggaran dari komda Papua Barat terkait dengan kegiatan Kongres Pemuda Katolik itu sebesar 7 miliar, tetapi seiring berjalannya waktu di DPRD Provinsi Papua Barat diketuk dan disetujui sebesar Rp. 3 miliar diperuntukkan untuk kegiatan Kongres yang akan diselenggarakan di Papua Barat, tetapi dalam prakteknya ditemukan banyak sekali kejanggalan.

Sesuai dengan keputusan kongres pemuda Katolik di Kupang tahun 2018, dimana telah ditetapkan bahwa kongres pemuda katolik untuk tahun 2021 dipilih papua barat sebagai tuan rumah.

Tetapi setelah diputuskan di Rapimda ke II waktu itu dijakarta bahwa kongres pemuda Katolik ditarik kembali ke pengurus pusat dan diputuskan dan disetujui untuk dilaksanakan Kongres Pemuda Katolik di Semarang Provinsi Jawa Tengah dan dibatalkanla untuk dilaksanakan kongres Pemuda Katolik di Papua Barat tahun 2021 karena komda Pemuda Katolik papua barat dinilai belum siap menyelenggarakan kongres.

“Untuk itu, dalam waktu dekat kami akan laporkan kepada penegak hukum dalam hal ini Kejati Papua Barat dan Polda Papua Barat untuk menelusuri penggunaan aliran dana 3 miliar bantuan Pemprov Papua Barat yang peruntukannya diduga Fiktif alias tidak jelas penggunaannya,” Ujar Yosep.

Apalagi telah diketahui oleh pemuda Katolik seluruh papua barat bahwa kongres pemuda Katolik XVIII telah di selenggarakan di Semarang Provinsi Jawa Tengah pada 12-14 November 2021, dan telah yang terpilih sebagai ketua umum dalam Kongres Pemuda Katolik untuk menahkodai Pemuda Katolik adalah Stevanus Asat Gusma mengantikan ibu Karolin Margaret Natasha.

Oleh sebab itu, mereka oknum-oknum yang ada didalam Komda Papua Barat yang terlibat dalam penggunaan dana 3 miliar yang telah dikucurkan oleh Pemprov Papua Barat, harus menjelaskan kepada Pemuda Katolik seluruh papua barat bahwa uang bantuan Pemprov itu telah digunakan untuk kegiatan apa, mengingat kongres tidak jadi diselenggarakan atau dilaksanakan di wilayah provinsi papua barat.

“Karena, sejarah singkat Pemuda Katolik di Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan keberadaan Gereja Katolik, realitas sosial kemasyarakatan, situasi kongkrit kaum muda Katolik dan perjalanan sejarah bangsa dan perjalanan berdirinya organisasi pemuda Katolik sendiri telah dibentuk pada tanggal 15 November 1945 di Yogyakarta dengan Santo Pelindungnya Santo Yohanes Berchams,” Tegas Yosep.

Lanjut Yosep, Sebagai pemuda Katolik saya ingin sampaikan bahwa semua Pemuda Katolik di Papua Barat yang terlibat dalam organisasi pemuda Katolik ataupun tidak terlibat, memiliki hak untuk bertanya dimana anggaran bantuan Pemprov itu digunakan untuk apa, karena menyangkut tentang organisasi Pemuda Katolik, maka semua Pemuda Katolik yang berorganisasi dimana saja selama dia adalah umat Katolik maka dia berhak melakukan fungsi kontrol terhadap organisasi pemuda Katolik di tiap-tiap daerah.

“Ingat bahwa bantuan tiga miliar itu diberikan kepada Pemuda Katolik bukan kepada oknum yang beragama katolik, itu yang harus dipahami. apa bila digunakan tidak sesuai peruntukannya maka itu sangat disayangkan, mengingat sejarah lahirnya organisasi pemuda Katolik tidak terlepas dari peranan Gereja Katolik dan sebagai umat Katolik nama Gereja Katolik ini yang harus kita sama-sama menjaga,” Tegas Yosep. [TIM/RED]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *