DaerahGarda ManokwariGarda Papua BaratKesehatanLingkungan dan HAMUncategorized

Begini cara Kelompok Peternak Swadaya dan Mandiri “Flamboyan Terpadu”, Tangkal Virus ASF di Manokwari

MANOKWARI, gardapapua.com — Ditengah gejolak merebaknya virus kasus demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF), yang diduga sebagai penyebab kematian ratusan ternak babi di daerah manokwari, beberapa kelompok ternak swadaya dan mandiri hewan babi di kabupaten Manokwari terus berinisiatif untuk berupaya melakukan pencegahan agar hewan peliharaan ternaknya tak sampai ikut tertular.

Dimana upaya penangkalan itu dengan memperketat penerapan praktik peternakan yang mengutamakan pencegahan penyebaran penyakit ke populasi hewan, menjaga kebersihan dalam kandang ternak, dan membuat pakan ternak yang bergizi dan sehat adalah upaya untuk sementara waktu menekan penyebaran virus demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) tersebut.

Demikian diungkapkan oleh Fredrik Rumbiak selaku Pembina dan Pelatih pada Kelompok peternak Swadaya dan Mandiri “Flamboyan Terpadu”, dalam keterangan rilisnya kepada redaksi gardapapua.com, Minggu (9/5/2021), malam mengungkapkan, bahwa melihat merebaknya penyakit ternak babi saat ini, maka pihaknya kini tengah menggalakan kunjungan kejumlah para peternak dan melakukan kunjungan ke peternakan kelompok dan binaan dari kelompok sebagai bentuk suport atas usaha dan pencegahan penyakit dengan membuat pakan yg mengandung PROBIOTIK yang sangat bermabfaat bagi ternak terutama membentu antibodi pada ternak.

Terdapat empat (4) lokasi yang sementara menjadi sasaran pelaksanaan pembinaan dimaksud ditengah merebaknya virus demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF), dimanokwari. Diantaranya sosialisasi kepada kelompok peternak babi Falamboyan Terpadu, yang beralamat di jalan flamboyan kelurahan Amban, Anggota Binaan yang beralamat di Kampung Aipiri, dan Anggota Binaan yang beralamat di Kampung Petrus Kafiar.

“Hal ini yang menjadi fokus kami. Ternak di kelompok kami dan peternak – peternak binaan kami semuanya dikandangkan. Dengan melihat banyak ternak yang mati akibat virus ASF maka kami melakukan langkah-langkah sosialisasi manajemen pemeliharaan dan manajemen pakan. Terutama pakan fermentasi yang memiliki keunggulan yaitu meningkatkan antibodi pada ternak, mengurangi stres, menyeimbangkan mikroorganisme pada rumen dan meningkatkan nafsu makan, Mempercepat pertumbuhan ternak dan meningkatkan produksi daging,”Ungkap Fredrik Rumbiak selaku Pembina dan Pelatih pada Kelompok peternak Swadaya dan Mandiri “Flamboyan Terpadu” Manokwari.

Dimana dalam pembuatan pakan juga memanfaatkan tumbuhan/hijauan yg kaya akan nutrisi. Misalnya: daun kelor, daun kunyit, dan beberapa hijauan lain.

“Harapan kami selaku Pembina dan Pelatih pada kelompok Swadaya dan Mandiri Orang Asli Papua (OAP) Sejak tahun 2015 sampai saat ini. Kami berharap ada dukungan nyata dari instansi teknis terkait agar membantu masyarakat dengan mesin cacah sehingga mempermudah dalam membuat pakan dan juga informasi pasar yg memudahkan peternak dalam menjual hasilnya,”Harapnya

Adapun dengan kegiatan yang telah dilaksanakan, Fredik mengungkapkan, bahwa pihaknya telah mendapat respon masyarakat sangat baik. Sebab dengan kehadiran pihaknya selain dalam membimbing masyarakat, juga membantu dalam suplay beberapa bahan pembuatan pakan yang dierikan secara cuma-cuma (gratis).

” Kami juga mengenalkan hijauan sekitar peternak yang dapat digunakan dan cara penggunaan serta manfaatnya untuk ternak,”Jelasnya

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Manokwari telah menetapkan status waspada virus demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF). Dimana status waspada ditetapkan dalam Surat Edaran (SE) Bupati Manokwari Nomor: 524.3/324 tentang peningkatan kewaspadaan terhadap penyebaran penyakit pada ternak babi di wilayah kabupaten Manokwari, beberapa waktu lalu.

Bupati Hermus Indou dalam surat edaran itu menginformasikan, bahwa virus demam babi afrika atau ASF belum ditemukan vaksin atau obat untuk menanggulanginya dan menyebabkan kematian tinggi pada ternak babi.

Sehingga kepada masyarakat dihimbau untuk sementara waktu dapat mengikuti setiap himbauan dimaksud, dan tidak mengkonsumsi daging ternak babi untuk sementara waktu.

Sebelumnya juga, Tim gabungan yang terdiri dari dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (PKP) kabupaten Manokwari, dinas Peternakan, Kesehatan Hewan Papua Barat, Stasiun Karantina Pertanian kelas l Manokwari bersama Balai Besar Veteriner, Sulawesi Selatan, telah diterjunkan untuk menyisir langsung perkampungan yang diduga merupakan daerah – daerah terdampak wabah. Dimana tujuannya, selain memberikan arahan kepada masyarakat peternak hewan babi dilokasi serta memberikan upaya pengobatan tin juga langsung melakukan prosesi pengambilan sampel terkait kematian ternak babi yang terinfeksi oleh Virus ASF, di wilayah kabupaten Manokwari, Papua Barat. [TIM/RED]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *