DaerahHukum dan Kriminal

Kapolda Rodja : Lulus Perwira Jangan Jadi Polisi Karbitan

MANOKWARI, gardapapua.com — Kapolda Papua Barat Brigjen Pol Drs Rudolf Albert Rodja menegaskan kepada semua pihak yang terkait penerimaan seleksi pendidikan Sespimmen, Sespimma dan SIP 2019 untuk menghindari segala bentuk kecurangan, dan utamakan integritas profesionalisme.

Kapolda Papua Barat Brigjen Pol. Drs. Rudolf Alberth Rodja mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan untuk mencari lulusan perwiara Polri yang berkualitas. Oleh karena itu, penting untuk dilaksanakan pendidikan pengembangan umum bagi peserta.

Sehingga melalui penandatanganan fakta integritas serta pengambilan sumpah panitia dan peserta seleksi pendidikan pengembangan umum Sekolah Staf Pimpinan Menengah (Sespimmen), sekolah pimpinan dan staf pertama (Sespimma) dan Sekolah Inspektur Polisi (SIP) Tahun Anggaran 2019, di aula Kantor Polda Papua Barat, Senin (21/01/2019), diharapkan mampu melahirkan perwira – perwira kepolisian yang berkualitas bukan karbitan atau tak berintegritas.

“Nanti kalau mereka sudah lulus perwira dan dipercayakan sebagai Kapolsek (Kepala Kepolisian Sektor), maka harus menjadi kapolsek yang baik, bukan kapolsek karbitan atau karena KKN (Korupsi Kolusi Nepotisme),” kata Rodja kepada wartawan usai kegiatan tersebut, senin (21/1/2019).

Penandatanganan Pakta Intregitas.

Sementara bagi peserta lulusan Sespimma akan dipromosikan menjadi Wakil Kepala Kepolisian Resor (Wakapolres), sehingga suatu ketika peserta lulus dan menjadi Kapolres, maka yang bersangkutan harus menjadi pemimpin atau leader yang baik.

“Untuk mendapat jabatan tersebut peserta harus benar-benar memahami tugas pokoknya. Makanya saya selalu tekankan supaya peserta harus betul-betul siap, termasuk panitia seleksi pun kalau main-main saya akan tidak,” tegas Rodja.

Adapun kuota yang mengikuti Sespimmen berjumlah tiga peserta. Namun, Polda papua barat akan meminta Mabes Polri agar ada penambahan minimal satu orang. Selanjutnya kuota untuk Sespimma berjumlah empat orang, tetapi pesertanya hanya tiga. Sedangkan kuota untuk SIP sebanyak 23 orang, sedangkan peserta yang terdaftar mencapai 210 orang.

“Kita berharapkan kuotanya bisa menjadi tiga puluh atau tiga puluh lima peserta, supaya jumlah personel perwira kita yang masih kurang itu bisa ditambah dengan luluasan-lulusan SIP,” ungkap Rodja.

Peserta Sespimmen-Sespimma Tahun Anggaran 2019, kata Kapolda Rodja, akan mengikuti sejumlah tahapan seleksi yang dilakukan oleh Polda Papua Barat. Jika mereka lulus akan mengikuti seleksi lanjutan di Mabes Polri. Sementara bagi peseta SIP kelulusannya akan ditentukan melalui Polda Papua Barat, akan tetapi mereka harus melewati beberapa tahapan seleksi salah satunya adalah tes kesehatan.

“Apabila kesehatannya dianggap baik, peserta diberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan jenjang berikut, Tapi kalau kesehatannya ditemukan kekurangan, maka perserta itu akan dikeluarkan,”Jelas Kapolda Rodja.

Kapolda Rodja juga menegaskan, sebelum peserta SIP melanjutkan pendidikan berikutnya ada tim supervisi dari Mabes Polri turut akan mengecek kesehatan, psikologi dan akademiknya.

“Jadi ada pengawasan yang berlipat ganda bagi peserta yang mengikuti kegiatan ini,” Tukas Rodja. [ian]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *