Muscab IDI Kabupaten Teluk Bintuni 2025, Jemi Tubung Paparkan Tantangan yang di Hadapi Tenaga Medis
TELUK BINTUNI, gardapapua.com — Bupati Teluk Bintuni, Yohanis Manibuy,SE.,M.H, secara resmi menghadiri dan membuka musyawarah cabang (Muscab) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Teluk Bintuni, pada Sabtu (3/5/2025), di ruang pertemuan Awarepi, Distrik Bintuni Timur, Teluk Bintuni.
Mengusung tema : ‘Bersama Mengabdi, Bersama Mewujudkan Teluk Bintuni Sehat’, Muscab ini dihadiri Ketua IDI Teluk Bintuni dua periode Dr. Jemi Tubung.,M.Biomed,SpPD, Sekda Teluk Bintuni, Drs. Frans Awak, Kajari Teluk Bintuni, Jusak Elkana Ayomi, SH.,MH, Dandim 1806/Teluk Bintuni, Letkol Inf Teguh Eko Efendi, S.E., serta para anggota IDI dan pihak terkait lainnya.
Ketua IDI Teluk Bintuni, Dr. Jemi Tubung, M.Biomed,SpPD., dalam sambutannya mengatakan, bahwa selama dua periode kepemimpinannya telah banyak hal yang dilakukan olehnya bersama wadah organisasi IDI Teluk Bintuni.
Namun merasa masih banyak hal lagi yang harus dilakukan baik untuk kegiatan kesejahteraan tenaga medis khususnya para dokter maupun terhadap kegiatan sosial dan meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Mengingat disituasi terkini, kondisi penanganan pola penyakit telah berbeda dengan yang dihadapi pada 10 – 20 tahun yang lalu.
“Banyak tantangan yang kita hadapi, diantaranya adalah tentang pola penyakit yang ada di kabupaten teluk bintuni ini. Saya berikan contoh, dulu penyakit yang kita banyak temui dan hadapi adalah seputaran Malaria, TBC dan HIV/Aids. Sekarang yang kita temui atau hadapi adalah, pasien dengan jenis penyakit yang kasusnya sama dan harus ditangani pada rumah sakit type A atau telah memiliki sumberdaya mumpuni, dan memiliki peralatan canggih. Sebab jenis penyakit yang dilayani adalah seperti pasien Jantung, pasien Stroke, pasien komplikasi Gula dan Hipertensi. untuk itu kita mengharapkan agar metode pelayanan atau pola pengobatan diharapkan bisa kita rubah. karena jenis penyakit ini tidak bisa ditangani dengan cara atau pola seperti penanganan Malaria dengan metode Edat,”Papar Dr. Jemi Tubung.
Oleh karena itu, kata dia, setiap dokter diharapkan agar menjaga keluhuran serta martabat profesinya. Untuk memastikan hal itu, etika kedokteran diperlukan menjadi landasan bagi profesi kedokteran dalam memberikan pelayanan kepada Masyarakat.
“Tugas kami adalah, pertama adalah menjaga harkat dan martabat marwah dokter, termasuk sumpah kami. kedua, para dokter harus mampu melaksanakan standar profesi tertinggi, sesuai kode etik kedokteran. ketiga adalah, para dokter untuk mampu memaksimalkan pelayanan kepada Masyarakat,”Imbaunya.
Bupati Teluk Bintuni, Yohanis Manibuy dalam kesempatan itu berharap, para dokter yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Teluk Bintuni, dapat terus berkontribusi nyata bagi kemajuan layanan kesehatan bagi Masyarakat di Teluk Bintuni.
Hal itu sebagaimana IDI merupakan wadah organisasi yang harus bisa mempersatukan semangat kebersamaan dan kekeluargaan dalam rangka memperjuangakan peran para dokter sebagai garda terdepan yang hadir dan berperan sebagai pemikir strategis dalam system layanan kesehatan Indonesia, khususnya di Teluk Bintuni.
Ia berharap, ke depan para dokter juga bisa lebih bersinergi mewujudkan Teluk Bintuni yang sehat melalui peningkatan kualitas pelayanan dari para dokter terutama bagaimana mewujudkan masyarakat yang sehat, melalui penerapan Pola Hidup bersih dan Sehat (PHBS).
Dikesempatan itu, Pemkab Teluk Bintuni oleh Bupati Yohanis Manibuy turut menyerahkan Hibah organisasi sebesar Rp. 100 Juta Rupiah, kepada IDI Cabang Teluk Bintuni. [Ian/Red]