Dishut Pabar dan Manajemen Kelompok LPHD Gelar Pelatihan Teknik Pembuatan Asap Cair dan Briket Arang bagi Masyarakat
MANOKWARI, gardapapua.com —Ketersediaan bahan – bahan biomassa/berlignoselulosa di alam seperti kayu, cangkang kelapa/sawit, bambu, diketahui menyimpan potensi manfaat dan ekonomi jika dilakukan pengolahan lanjutan secara baik dan berkelanjutan, oleh Masyarakat setempat.
Terkait itu, Dinas Kehutanan Provinsi Papua Barat dan KPHL Unit XII Kab. Manokwari, bersama manajemen Kelompok LPHD yang berasal dari Balai Pelatihan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar, Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Wilayah Maluku dan Papua, untuk melakukan pelatihan teknik pembuatan asap cair/cuka kayu dan briket arang, yang melibatkan sejumlah kelompok masyarakat.
Adapun pelatihan teknik pembuatan asap cair atau cuka kayu dan briket arang dilaksanakan selama seminggu ini, bertempat di Kampung Bremi, Provinsi Papua Barat.
Menghadirkan sejumlah narasumber dan pengajar yakni, dari Balai Diklat makassar antara lain, Dr. Yusuf liling, s.Hut., MP, Dra.Andriyani,M.P dan Rantho.
Kemudian dari Balai PSKL MP, antara lain, Wiliyanky Kuhuparuw,S.Hut, Wulandari elys, S.Hut dan Huznul Yakin. Sementara dari Kphl manokwari antara lain, Nurhasym dan Tomi M. Hui, S.Hut.
Demikian hal ini, sebagai bentuk mendorong kemandirian masyarakat pengelola HKm/HD/HTR/Kemitraan/HR dan Hutan Adat agar dapat dicapai melalui pengembangan usaha. Kegiatan ini juga, diarahkan untuk penguatan kelembagaan dan kewirausahaan kelompok (community enterpreneurship) baik berupa kayu, hasil bukan kayu, jasa lingkungan hutan.
Dra.Andriyani,M.P selaku salah satu pengajar dari Balai Diklat makassar mengatakan, bahwa Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) merupakan bagian dari KPS yang dibentuk dan ditetapkan berdasarkan potensi produk hasil hutan pada lokasi akses kelola yang diberikan.
KUPS tidak dengan sendirinya mampu mengelola potensi sumber daya alam (hasil hutan kayu, hasil hutan bukan kayu, jasa lingkungan dan ekowisata) menjadi usaha yang mempunyai nilai tambah untuk meningkatkan kesejahteraan KUPS dan masyarakat di sekitarnya.
Selain itu, ketersediaan bahan – bahan biomassa/berlignoselulosa di alam seperti kayu, cangkang kelapa/sawit, bambu, serasah, dan lain – lain tentunya menyimpan potensi manfaat dan ekonomi jika dilakukan pengolahan lanjutan. Asap cair dan briket arang adalah contoh dari pengolahan lanjutan bahan – bahan tersebut. Asap cair merupakan cairan berwarna coklat atau hitam yang dihasilkan dari kondensasi asap pembakaran (pirolisis) arang cangkang kelapa, kayu atau bahan – bahan yang mengandung lignoselulosa. Asap cair senyawa aktif dominan berupa fenol dan asam asetat dimana keduanya memiliki manfaat yang berbagai macam seperti sebagai biopestisida, desinfektan, pengawet makanan, pengental getah karet, dan sebagainya.
Selain asap cair, dalam proses pirolisis bahan – bahan berlignoselulosa juga menghasilkan arang yang bisa diolah menjadi briket arang. Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia merupakan salah satu eksportir briket arang. Permintaan ekspor briket arang yang tinggi ini disebabkan kebutuhan briket arang untuk “shisha” dan “barbecue” di luar negeri yang sangat tinggi.
“Tentu dengan tujuan ini adalah bagaimana memanfaatkan potensi yang ada di tengah Masyarakat, terutama mampu mendorong peningkatan perekonomian masyarakat serta kompetensi Masyarakat di dalam memanfaatkan sumber daya alam, yang mungkin selama ini belum dimanfaatkan dengan baik. Yakni batok kelapa misalnya, yang dapat diubah untuk menjadi asap cair, dan pembuatan arang atau briket arang. Inilah yang bisa dimanfaatkan mestinya dengan baik oleh Masyarakat,”Ucapnya
“Ini kerjasama Dinas Kehutanan dan KPH Manokwari, dan Balai Perhutanan Sosial dam Kemitraan Lingkungan Wilayah Maluku dan Papua. Jadi kami dari balai pelatihan lingkungan hidup Makasar yang kami bersyukur bisa hadir dan memberikan pendampingan pelatihan di kesempatan ini,”Sambungnnya menambahkan.
Pelatihan ini juga dimaksudkan untuk memberi bekal pengetahuan dan keterampilan kepada Lembaga Pengelola Hutan Desa/Kampung di Kab. Manokwari tentang teknik pembuatan asap cair dan briket arang, dalam manajemen kelompok secara berkala.
“Setelah mengikuti pelatihan ini peserta diharapkan dapat mendemonstrasikan teknik pembuatan asap cair dan briket arang serta pembuatan cocopeat, secara berkelanjutan,”Tandasnya. [TIM/RED]