Perbedaan Penjabaran Visi Misi PMK2 Tentang Dana Desa, Edison : “Jangan Pilih Pemimpin Yang Visi Misi Tidak Jelas”
TELUK BINTUNI, gardapapua.com — Ketua Tim Koalisi Bintuni Hebat, Edison Orocomna, S.PAK, MH, mengutarakan pendapatnya soal jalannya debat kandidat Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Teluk Bintuni beberapa waktu lalu.
Dijelaskan Politisi asal Moskona ini, jika dicermati jalannya debat kandidat, terdapat beberapa perbedaan pendapat terkait penjabaran Visi – Misi antara Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati nomor urut 2, Petrus Kasihiw – Matret Kokop, tentang tambahan alokasi Dana Desa.
“Debat kemarin bupati bicara lain, wakil bicara lain, yang tertulis di baliho kampanye juga lain, jadi visi misinya tidak jelas soal dana desa,” sebut Edison kepada media ini.
Pasalnya, dalam debat yang dilaksanakan di Auditoriom salah satu universitas di manokwari ini, pasangan PMK2 jilid 2 saling berbeda pandangan terkait implementasi tambahan alokasi dana desa yang bersumber dari APBD.
Edison mencontohkan, dalam beberapa baliho yang tersebar di beberapa sudut kota bintuni, tertulis penambahan dana desa yang cukup signifikan yakni hingga mencapai angka 2 miliar rupiah.
Sedangkan dalam debat kandidat yang berlangsung, calon Wakil Bupati nomor urut 2, Matret Kokop menyebutkan tambahan Alokasi Dana Desa hanya kisaran angka 200-an juta.
“Yang tertulis itu dana desa sampai Rp.2 miliar tapi dalam debat calon wakil bapak matret bilang tambahan dari Rp.300 juta menjadi Rp.500 juta,”Tutur Edison.
Ketua DPD Perindo Teluk Bintuni ini juga menyoroti perbedaan penajaman visi misi yang disampaikan calon Bupati Petrus Kasihiw, karena dalam debat yang disiarkan TvOne itu ia menjelaskan bahwa bisa saja tidak terjadi penambahan alokasi atau transfer APBD ke APBDes.
Diketahui bahwa ketika memasuki segmen penajaman Visi Misi kandidat, calon Bupati petahana itu menjelaskan bahwa tidak menutup kemungkinan skema yang di ambil adalah melalui dukungan langsung kepada kampung-kampung menggunakan bagian pemerintah dalam pos anggaran Bagi Hasil Migas.
“Artinya apa, artinya dia mau kasih turun program atau paket dari uang bagi hasil bukan tambah dana desa. Ini bikin kita semua bingung, karena mereka saja bingung, apalagi kita. Makanya kita suka katakan jangan suka latihan lain main lain,” tegas Edison Orocomna.
Sedangkan untuk pasangan Ali Ibrahim Bauw dan Yohanis Manibuy, dalam setiap tatap muka bersama simpatisan, pasangan ini selalu satu suara bahwa penambahan dana desa di khususkan kepada kampung pemekaran.
Penambahan dana desa yang ditawarkan paslon AYO bervariasi antara 200 juta hingga 500 juta bergantung dari tingkat kesulitan wilayah karena disebutkan bahwa kampung pemekaran di wilayah kota dan kampung pemekaran di wilayah pegunungan maupun pesisir, masing-masing memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda.
“Jadi 9 desember itu kita jangan pilih pemimpin yang visi misi tidak jelas, tapi pilih nomor 1 Ali Ibrahim Bauw dan Yohanis Manibuy untuk bintuni maju dan masyarakat sejahtera,”Tutupnya. [Rls/Red]