Karena Pemberitaan “Meski Bertehel, Mama Papua Masih Berjualan Beralas Karung Bekas”, Oknum Wartawan Dituding Berpolitik Oleh Bupati Manokwari, Begini Respon LBH Gerimis
MANOKWARI, gardapapua.com — Direktur Lembaga Bantuan Hukum Gerakan Papua Optimis (LBH Gerimis), Yoseph Titirlobi angkat bicara, menanggapi sikap Bupati Demas P Mandacan, yang dinilai melakukan penudingan kepada wartawan, atas tak diterimanya melihat isi postingan berita dengan judul “Meski Bertehel, Mama Papua Masih Berjualan Beralas Karung Bekas”, dari seorang wartawan media online (Cyber) pada sebuah percakapan di group Whatsapp ‘Jaga Papua’ tersebut pada Rabu (23/07/2019) sekira pukul 15.55 WIT.
Menurutnya, bahwa apa yang telah dilakukan oleh rekan wartawan tersebut, dinilai telah berdasarkan kode etik menjalankan kontrol sosialnya di lapangan. Sebab, pada muatan pemberitaan tersebut, adalah jenis pemberitaan peristiwa lapangan, yang dihimpun langsung oleh wartawan dan mengolahnya menjadi sebuah konsumsi publik menjadi naskah atau berita yang masuk kategori berita ‘aspirasi rakyat’.
” Saya sudah baca isi salinan (muatan berita, red) yang ditulis wartawan itu. Menurut saya, ada benarnya. Seharusnya melalui tulisan itu, Bupati demas mestinya menginstropeksi diri, apalagi dia memang sebuah perahu partai politik yang boleh dibilang marhaennya sangat kencang, partai wong cilik, yang seharusnya dia paham apa yang telah dia lakukan kepada masyarakat kecil di Manokwari, “Ucap Direktur LBH Gerimis Yoseph Titirlobi, Rabu (24/7) malam, disalah satu hotel Manokwari, kepada wartawan.
Selain itu penudingan yang dilakukan oleh Bupati dalam percakapan group whatsapp tersebut, adalah hal yang juga akan dinilai sebagian orang, bahwa bupati demas adalah sosok pimpinan yang tak mau dikritisi.
” Wajar saja sebagai pimpinan itu dikritisi. Namun kritikan itu, anggaplah itu sebagai hal untuk membangun, apalagi sampai mengeluarkan bahasa dalam percakapan group itu, kalau tidak keluar maka saya yang keluar, ini bukan sosok pimpinan dan bukan bilang ini karena berbeda politik. Politik sudah habis, Dia harus gentle dong, apalagi kalau dia adalah seorang demas yang kedepan mungkin mau melanjutkan menjadi gubernur dan lainnya, dia harusnya mulai menerima hal itu sebagai masukan. Tidak usah ngambek kayak anak kecil, banteng itu gak pernah ngambek – ngambek, filosofi banteng itu berani, “Tutur Yoseph
” Apalagi ini baru saja terpilih menjadi ketua DPD atau pimpinan partai tingkat provinsi, kok ngambek begitu? Haruslah justru dari pemberitaan ini, leadership kepimpinannya itu dimunculkan. Khan ada benarnya, sebab kalau tidak mau dikritisi, berarti dia harus bisa lebih mengontrol OPDnya, sudah kerja baik belum, “Tambah Yosep Titirlobi
Sembari berpesan kepada para wartawan, agar jangan pernah ragu untuk menjadi corong publik mengawal aspirasi rakyat, dan mengkritisi sesuatu hal yang salah. Tentunya tetap berlandaskan UU dan Kode etik jurnalistik itu.
” teman – teman wartawan silahkan jalankan tugasnya sesuai kode etik dan undang – undang. Selagi Undang – undang menyebutkan wartawan memiliki hak untuk meliput berita jalan saja tidak usah takut. Dan LBH Gerimis akan tetap berdiri untuk juga memback up, melindungi, dan mengawal para wartawan jika dan tanpa dibutuhkan pun LBH Gerimis akan siap,”Tandas Yosep Titirlobi, yang juga selaku Dewan Penasehat Ikatan Media Online (IMO) Papua Barat itu.

Sebelumnya, dalam group whatsAp ‘Jaga Papua’ tersebut pada Rabu (23/07/2019) sekira pukul 15.55 WIT sore itu berjudul “Meski Bertehel, Mama Papua Masih Berjualan Beralas Karung Bekas”, Bupati Demas kemudian berbalaskan menulis kalimat, “Ini khan pendukung kandidat tertentu jadi semua berita yang dikeluarkan adalah kepentingan politik, jadi silakan saja mau posting sampai berapa pun, PADI tidak terpengaruh,”katanya mengutip isi gruop whatsAp, Rabu (23/07/2019).
Bupati menyebutkan, yang bersangkutan atau wartawan tersebut adalah wartawan pesanan sebelum Pemilihan Legislatif (Pileg) April 2019.
“Ada di kubu sebelah kok. Buktinya berita ini baru saja diposting 2 kali berturut-turut. Jadi admin kasih keluar dia (wartawan-red) dari group, kalau tidak saya yang akan keluar dari group. Karena dari awal pembentukan group terlepas dari unsur politik,”bebernya.
Menurutnya, group whatsAp Jaga Papua harus netral, maka dirinya mendesak agar admin group whasApp tersebut segera keluarkan wartawan itu, karena tidak sesuai dengan tujuan awal pembentukan group.
Disamping itu, Bupati melalui chat whatsAp pribadinya menuding oknum wartawan tersebut juga adalah wartawan bayaran.
“Ade itu wartawan bayaran, saya sudah tau ade punya kerja. Buktinya dari ade posting berita ini 2 kali berturut- turut ketika orang lagi ucapkan selamat kepada saya,”ungkapnya.
“Ade itu wartawan bayaran dari kubu sebelah. Jadi ade punya berita itu berbau politik, jadi saya minta ade keluar dari group Jaga Papua. Kesepakatan awal untuk group adalah netral bukan membawa kepentingan politik dalam group,”tegasnya lagi.
Tak hanya itu, Bupati juga mengancam akan memanggil pimpinan salah satu media cetak di Manokwari untuk melaporkan hal ini.
Pasalnya, berita tersebut telah diposting berturut-turut ketika anggota gruop whatsApp mengucapkan selamat kepadanya dirinya selaku Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Papua Barat terpilih masa Bhakti 2019-2024
“Fungsi kontrol apa,berita ini sudah dari kemarin juga sudah keluar. Tapi ini ade sengaja trus posting 2 kali berturut-turut ketika anggota group memberikan ucapan kepada saya,”tandasnya. [Ian/Red]