Ketua LP3BH ‘Kecewa’ Jokowi dan Prabowo Tak Singung Kerusakan Lingkungan Hidup Papua Dalam Debat Kedua
MANOKWARI, Gardapapua.com — Yan Ch Warinusy, peraih penghargaan internasional ‘Jump Humphrey Freedom Award’ menyesalkan dalam ‘Debat Kedua’ Calon Presiden baik Jokowi maupun Prabowo sama sekali tak menyinggung permasalahan SDA dan Kerusakan Lingkungan Hidup di tanah papua.
“Saya menyesalkan baik Jokowi maupun Probowo sama sekali tidak menyinggung situasi kerusakan lingkungan hidup di Tanah Papua pada debat kedua Calon Presiden (Capres) Minggu kemarin” ujar Yan dalam rilisnya, Selasa (19/2).
“Padahal topiknya atau tema debat kedua tersebut adalah soal lingkungan hidup dan sumber daya alam” lanjut Direktur Eksekutif LP3BH Manokwari ini.
Terang Yan, situasi sangat buruk berbentuk pengrusakan lingkungan hidup akibat terjadinya eksploitasi sumber daya alam (SDA) justru sudah berlangsung lama di Tanah Papua.
Eksploitasi dalam konteks pengelolaan kegiatan pertambangan raksasa Freeport Indonesia Company (FIC) di wilayah adat Amungsa dan juga Kamoro, dalam hal ini sudah meninggalkan limbah (tailing) yang diduga keras mencederai sungai, lahan/dusun sagu hingga ke laut Papua.
Juga berdasarkan laporan investigasi Majalah Tempo dan Tabloid Jujur Bicara (Jubi) belum lama ini, dicatat dalam laporan tersebut bahwa kerusakan tersebut mencapai nilai setara 185 trilyun.
“Selain nilai kerusakan mencapai 185 T, dalam laporannya, BPK juga menyebutkan bahwa Freeport gagal mengelola limbah mereka yang dialirkan ke empat sungai besar Papua sehingga menodai muara Laut Arafura, yang menjadi ujung pembuangan tersebut” jelas Yan.
Diketahui, Laporan audit tersebut berjudul : “Pemeriksaan dengan Tujuan Tertentu atas Kontrak Karya PT.Freeport Indonesia (PTFI) Tahun 2013 sampai dengan 2015″).”
“Dalam laporan tersebut, salah satu sorotan BPK ialah soal ketidakmampuan mereka (Freeport) dalam mengelola Modified Ajkwa Deposition Area atau ModAad. Demikian juga berdasarkan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) 300 kk yang disahkan Menteri Lingkungan Hidup pada Desembef 1997” terangnya.
Oleh karena itu, Yan Ch Warinussy sangat menyayangkan sikap dan perilaku buruk dari kedua Capres yang sama sekali tidak menyinggung sedikitpun mengenai keberadaan mega proyek raksasa Freeport di Tembagapura-Papua maupun LNG Tangguh di Sumuri, Teluk Bintuni-Papua Barat dalam Debat tersebut.
Menurut Yan, ini cukup memberi gambaran bahwa capres nomor urut 1 Jokowi lebih merasa sukses melakukan pengalihan (divestasi) saham mega proyek Freeport tersebut menjadi mayoritas 51, 2 persen bagi pemerintah Indonesia melalui PT.Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).
“Divestasi sepertinya lebih penting bagi Jokowi maupun Prabowo dari pada soal kerusakan yang diakibatkan oleh eksploitasi sumber daya alam yang cenderung merusak secara permanen lingkungan hidup di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) di tanah Kamoro seperti Sungai Ajkwa dan Sungai Otomona hingga ke kawasan pelabuhan laut Amamapare-Mimika” tutupnya. [Mon/red]