DaerahGarda NusantaraGarda Papua BaratGarda Teluk BintuniHeadline newsNasional

Cenangkan Kesiapan Penyusunan data FSVA, Dinas Ketahanan Teluk Bintuni Lakukan Koordinasi ke Pusat

TELUK BINTUNI, gardapapua.com —Pentingnya data Ketahanan Pangan dalam Pengambilan Kebijakan, Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni melalui Dinas Ketahanan Pangan, ditahun 2025 ini, merencanakan kesiapan Penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA).

Demikian dibeberkan oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan Teluk Bintuni, Saiful Adha, melalui Kepala Bidang Kerawanan dan Ketersediaan Pangan, pada Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Teluk Bintuni, Tonny Aris Naa,S.H.,MM.

Dalam wawancaranya, Kepala Bidang Kerawanan dan Ketersediaan Pangan,Tonny Aris Naa,S.H.,MM, menuturkan, bahwasannya, data FSVA merupakan suatu instrumen penting untuk mengidentifikasi tingkat kerentanan terjadinya kondisi rawan pangan di wilayah-wilayah tertentu secara komprehensif. Hal ini sejalan dengan instruksi yang tertuang didalam Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional RI, Nomor : 201 tahun 2025, tentang petunjuk teknis penyusunan peta ketahanan dan kerentanan pangan, pemerintah daerah kabupaten / kota tahun 2025.

Pentingnya data terkait peta ketahanan dan kerentanan pangan atau juga disebut Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA), Kata Tonny Naa, dalam peranannya adalah untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi potensi kerentanan keamanan pangan di suatu daerah, secara khusus di Wilayah Teluk Bintuni, haruslah sejalan dengan program pemberdayaan perekonomian daerah.

Terkait itu, pihaknya kini tengah melaksanakan koordinasi terpusat, dalam rangka menyuksesi persiapan penyusunan FSVA untuk penerapan di Wilayah Teluk Bintuni.

Hal ini ungkap Tonny, dirinya selaku perwakilan Dinas Ketahanan Kabupaten Teluk Bintuni, telah melaksanakan pertemuan terbatas dengan Kepala Biro Organisasi, SDM dan Hukum, pada Badan Pangan Nasional, Rachmad Firdaus dan Juga Kepala Direktorat Pengendalian Kerawanan Pangan, Dr. Sri Nuyanti,STP.,MP, yang berlangsung di Kantor Badan Pangan Nasional, Kompleks Ps. Minggu, Ragunan, Jakarta Selatan, pada Senin (28/7/2025).

“Tujuan utama dari koordinasi ini adalah untuk melibatkan semua pemangku kepentingan dalam penyusunan FSVA, sehingga dapat diperoleh gambaran yang komprehensif mengenai potensi risiko keamanan pangan di Kabupaten Teluk Bintuni,”Ucap Tonny Naa.

Kata Tonny, bahwa penyusunan dan penyediaan informasi situasi ketahanan pangan menjadi salah satu tonggak penting dalam pembanguan pangan di Indonesia, salah satunya dilakukan melalui penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (Food Security and Vulnerability Atlas_FSVA. Dari hasil FSVA tersebut, dapat diketahui daerah (kecamatan/desa) mana yang rentan dan faktor apa yang mempengaruhi/penyebab. Untuk itu, FSVA adalah langkah yang penting dalam mengidentifikasi area-area yang rentan terhadap masalah keamanan pangan, sehingga langkah-langkah pencegahan dan mitigasi yang tepat dapat diambil dalam sebuah kebijakan kepala daerah.

Menyukseskan hal ini, Dinas Ketahanan Teluk Bintuni juga, akan berkolaborasi dengan dinas – dinas teknis lainnya, yakni Dinas kependudukan dan catatan sipil, dinas Pertanian, Dinas PUPR, Dinas perhubungan, Dinas kesehatan, Dinas sosial, Badan pusat statistik, Bappelitbangda, Dinas Perindagkop, guna menyelaraskan penerbitan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA).

Seperti diketahui, FSVA merupakan peta tematik yang menggambarkan visualisasi geografis dari hasil analisa data indikator kerentanan terhadap kerawanan pangan. FSVA disusun menggunakan sembilan indikator yang mewakili tiga aspek ketahanan pangan, yaitu ketersediaan, keterjangkauan dan pemanfaatan pangan.

Dimana sistem informasi Pangan dan Gizi memiliki peran yang sangat strategis untuk perencanaan, pemantauan dan evaluasi, serta pembangunan sistem peringatan dini terhadap masalah pangan dan kerawanan pangan dan gizi pada suatu daerah itu sendiri.

“Jadi dari hasil penyusunan gambaran awal kita di Dinas Ketahanan Pangan mendapati, bahwa hasil dari Analisa FSVA kita di Teluk Bintuni, ada 6 hal yang didapati untuk kedepannya menjadi perhatian kita adalah pada peta rasio kependudukan, akses perhubungam, air bersih, tenaga kesehatab, lahan pertanian, dan sarana penyedia pangan yang kesemuanya ini sangat berkaitan dalam meningkatkan ketahanan pangan dan penguatan perekonomian kita di Teluk Bintuni. Sehingga harapannya, nanti kita akan laporkan hasil koordinasi ini segera, agar mendapat arahan pembentukan tim untuk menyelesaikan program ini, yang juga sebagai bentuk kolaborasi ketahanan pangan nasional,”Sebut Tonny. [FY/TIM/RED]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *