Tidak Benar, Mayjen TNI Joppye Onesimus Wayangkau Dicopot Sebagai Pangdam XVII/Cenderawasih
MANOKWARI, gardapapua.com — Beredar satu berita di salah satu media ibu kota bahwa Mayjen TNI Joppye Onesimus Wayangkau dicopot dari jabatannya sebagai Panglima Kodam (Pangdam) XVII/Cenderawasih.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVIII/Kasuari Kolonel Inf Andi Gus Wulandri, S.IP, mengatakan bahwa pemberitaan di media tersebut adalah tidak benar.
Menurutnya, bahwa Mayjen TNI Joppye Onesimus Wayangkau tidak dicopot sebagai Pangdam XVII/Cenderawasih. Faktanya, Mayjen TNI Joppye Onesimus Wayangkau belum menjabat Pangdam XVII/Cenderawasih dan masih tetap sebagai Pangdam XVIII/Kasuari.
“Mayjen TNI Joppye Onesimus Wayangkau tidak dicopot, tapi tidak jadi dimutasikan jabatannya menjadi Pangdam XVII/Cenderawasih sehingga beliau tetap menjabat jabatan semula sebagai Pangdam XVIII/Kasuari. Wartawannya saja yang salah memahaminya,” katanya.
“Memang awalnya ada Keputusan (Kep) Panglima TNI yang menyebutkan bahwa Mayjen TNI Joppye Onesimus Wayangkau mendapat jabatan baru sebagai Pangdam XVII/Cenderawasih. Namun kemudian, atas pertimbangan pimpinan TNI ada perubahan dengan dikeluarkannya Kep Panglima TNI no. Kep/872.a/VIII/2019 tanggal 30 Agustus 2019 dimana Mayjen TNI Joppye Onesimus Wayangkau masih tetap menjabat Pangdam XVIII/Kasuari, artinya batal menjadi Pangdam XVII/Cenderawasih dan sebagai pejabat Pangdam XVII/Cenderawasih dipercayakan kepada Mayjen TNI Herman Asaribab” tegasnya.
Tanggapan Kapendam itu disampaikan saat menjawab pertanyaan Pers, di sela-sela kegiatan menyambut kedatangan rombongan Panglima TNI dan Kapolri, yang melaksanakan kunjungan kerja ke wilayah Provinsi Papua Barat dan Papua, Selasa (3/9/2019) di Manokwari.
Pengarahan Panglima TNI dan Kapolri :
Kita lihat bahwa situasi keamanan berangsur-angsur membaik. Oleh sebab itu, saya memberikan apresiasi kepada seluruh prajurit TNI dan Polri atas pelaksanaan tugas yang ditunjukkan dengan baik.
Demikian diungkapkan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto saat bersama Kapolri Jenderal Pol H.M Tito Karnavian dan rombongan dari Jakarta, melaksanakan kunjungan kerja ke Markas Komando Daerah Militer (Makodam) XVIII/Kasuari dan memberikan pengarahan kepada para prajurit TNI-Polri yang bertugas di Papua Barat, khususnya di Kota Manokwari, ibu kota Provinsi Papua Barat, bertempat di aula Makodam XVIII/Kasuari, Manokwari, Selasa (3/9/2019).
Kapendam XVIII/Kasuari Kolonel Inf Andi Gus Wulandri, S.I.P. menjelaskan, pengarahan Panglima TNI dan Kapolri tersebut diikuti oleh sekitar 600 prajurit TNI dan personel Polri serta dihadiri oleh
Gubernur Papua Barat Drs. Dominggus Mandacan.
Lebih lanjut dikatakan Kapendam, dalam pengarahannya, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto juga menyampaikan bahwa insiden yang terjadi sebelumnya dan menyebabkan kerusuhan di beberapa daerah di Papua murni ulah oknum tertentu.
“Insiden ini dipicu bukan karena kita sengaja untuk tidak menghormati saudara kita warga Papua atau karena melecehkannya. Tapi aksi demonstrasi yang sampai membakar dan merusak itu, sebagai akibat kesalahpahaman warga dan ada oknum yang tidak bisa menahan diri membuat situasi kacau,” ujar Panglima TNI.
Selanjutnya, Panglima TNI berpesan agar instansi TNI-Polri dan pihak pemerintahan Papua Barat bisa mengajak warga masyarakat untuk tidak terprovokasi oleh ajakan ataupun berita-berita bohong.
“Ajak saudara-saudara kita putra-putri Papua agar tidak lagi terprovokasi oleh hasutan-hasutan maupun berita-berita bohong yang dilakukan oknum, yang akan memecah persatuan dan persaudaraan kita di Bumi Papua, Indonesia,” pesannya.
Panglima TNI juga menyampaikan bahwa atas pertimbangan pimpinan dan kepentingan tugas, Skep Mayjen TNI Joppye Onesimus Wayangkau menjadi Pangdam XVII/Cenderawasih diralat/diubah, sehingga Mayjen Joppye tetap dipertahankan dalam jabatannya sebagai Pangdam XVIII/Kasuari.
Di bagian lain, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi H.M Tito Karnavian mengatakan, untuk mencegah tindakan kekerasan yang dilakukan warga masyarakat, dalam mengatasinya, aparat keamanan tidak harus dengan cara kekerasan.
“Pencegahan kekerasan tidak harus dengan kekerasan terhadap masyarakat, namun perlu pembauran terhadap masyarakat. Pemerintah maupun aparat keamanan harus mampu membuat kegiatan dalam penggalangan, sehingga tidak perlu lagi ada kekacauan di Papua Barat ini,” ujar Kapolri.
“Perilaku oknum di Malang dan Surabaya tidak mewakili sikap Pemerintah dan masyarakat Indonesia terhadap masyarakat Papua,” sambung Jenderal Polisi H.M Tito Karnavian.
Usai memberikan pengarahan kepada Prajurit TNI dan personel Polri yang bertugas di wilayah Papua Barat, Panglima TNI dan Kapolri beserta rombongan menuju ke Jayapura untuk melanjutkan kunjungan kerjanya ke wilayah Kodam XVII/Cenderawasih, Provinsi Papua. [Rls/Red]