DaerahGarda Papua BaratGarda Teluk BintuniHeadline newsInfo EkobiezNasional

Bupati Yohanis Manibuy Ikuti Rakor Arahan Mendagri Terkait Kesiapsiagaan Jelang Nataru 2025/2026

TELUK BINTUNI, gardapapua.com — Didampingi Plt. Sekretaris Sekda Teluk Bintuni, Ida Bagus Putu Suratna, perwakilan Forkopimda, Komandan Kodim 1806/Teluk Bintuni, Letkol Inf Teguh Eko Efendi, S.E., dan beberapa Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Bupati Teluk Bintuni, Yohanis Manibuy,S.E.,M.H, berkesempatan mengikuti Rapat Koordinasi Pusat dan Daerah, dalam rangka mengantisipasi momentum Natal Tahun 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).

Rakor secara virtual diikuti Bupati dan jajaran dari Aula Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika Teluk Bintuni, pada Senin (1/12/2025).

Rakor ini dibuka secara resmi oleh Mendagri Tito Karnavian, berpusat diruang Rapat Sasana Bhakti Praja Gedung C Lantai 3 Kemendagri, Jl.  Medan Merdeka Utara Nomor 7, Jakarta Pusat.

Dalam amanatnya, Mendagri Tito menekankan, pentingnya sinergi antara pemerintah pusat dan daerah untuk menghadapi lonjakan mobilitas masyarakat melalui transportasi darat, laut, dan udara selama Nataru. Menurutnya, mobilitas lewat transportasi  dimaksud diperkirakan meningkat signifikan.

Selain itu, harga kebutuhan pokok biasanya cenderung naik menjelang perayaan, sehingga diperlukan sinergi lintas sektor untuk menjaga stabilitas.

“Rakor ini digelar karena persiapan Nataru memerlukan sinergi dari tingkat pusat hingga daerah serta para pemangku kepentingan terkait,”Ucap Tito Karnavian.

Dalam arahannya, Tito Karnavian menegaskan bahwa Rakornas menjadi bagian dari langkah nasional dalam mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi serta kesiapan menghadapi momentum Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).

Dimana akan terdapat kerawanan karena adanya indikasi peningkatan mobilisasi masyarakat baik dalam rangka perayaan Natal dan Tahun Baru maupun dalam rangka liburan, peningkatan permintaan kebutuhan di bidang pangan, Hotel, Restoran, Tempat Wisata serta Transportasi;  dan Potensi Bencana Alam Hidrometeorologi (Curah Hujan Ekstrem, Angin Kencang, Puting Beliung, Banjir, Tanah Longsor serta Gelombang Pasang).

Tito menyoroti sejumlah bencana yang baru saja terjadi, setidaknya telah terjadi dua bencana besar dalam beberapa pekan terakhir.  Ia menekankan pentingnya kesiapsiagaan daerah karena bencana dapat terjadi kapan saja dan di mana saja.

“Kita harus mengantisipasi kebencanaan alam disetiap daerah dengan cepat dan terukur. Saya mengambil contoh tindakan kesiapsiagaan yang cenderung lamban penanganan seperti bencana alam yang baru saja terjadi di beberapa wilayah di indonesia yakni seperti di Aceh dan Sumatera,”Ucap Tito.

Ia juga mengingatkan agar pemerintah daerah mengantisipasi keramaian dan potensi risiko keselamatan, merujuk pada tragedi Halloween di Itaewon, Seoul, beberapa tahun lalu.

Selain itu, Mendagri mengingatkan, agar kepala daerah bersama forkopimda di daerah dapat bersama – sama menginstruksikan seluruh personel melakukan pengamanan dengan menerapkan upaya-upaya pencegahan dan mengedepankan deteksi dini.

Adapun melalui gambaran umum pelaksanaan natal 2024 dan tahun baru 2025, Mendagri Tito juga megingatkan pentingnya interopabilitas antar instansi, dengan mengedepankan integrasi data real time setiap elemen di daerah melalui kolaborasi lintas instansi yang harmonis, serta memiliki responsif cepat dan adaptif guna memastikan ketersediaan peralatan kebencanaan, memetakan titik rawan, serta memperkuat sistem peringatan dini agar penanganan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.

Selain itu, pendekatan preventif melalui  analisis intelijen, pengamanan humanis dan proporsional, kolaborasi lintas instansi,  serta komunikasi publik yang efektif wajib dilakukan melalui pemantauan kondisi lapangan secara berkala. “Jangan menunggu kejadian membesar baru bergerak,”Tegas Tito.

Dimana, lanjut Tito, bahwa peran pemerintah daerah untuk bekerja sama dengan aparat TNI-Polri wajib dikolaborasikan dalam memastikan kelancaran perayaan ibadah, distribusi kebutuhan pokok, dan pengendalian harga di pasaran.

“Nataru adalah momentum yang sensitif. Kita harus menjamin masyarakat dapat merayakan dengan aman, nyaman, dan tertib. Semua perangkat daerah harus bergerak terpadu agar situasi tetap kondusif,”Tukasnya. [Ian/Red]

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *