DaerahGarda ManokwariGarda Papua BaratGarda Teluk BintuniUncategorized

Kunjungi RSUD Provinsi, Komisi II DPR Papua Barat Dorong Peningkatan SDM, dan Soroti Kualitas Pelayanan Naik Kelas

MANOKWARI, gardapapua.com – Rombongan dari DPRD Komisi II Provinsi Papua Barat, diketahui melakukan kunjungan kerja ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), Provinsi Papua Barat pada Kamis (22/5/2025).

Tak seperti biasanya, suasana pagi di halaman depan RSUD Provinsi Papua Barat saat itu tampak lebih hidup bukan saja karena deretan mobil dinas yang memasuki kawasan rumah sakit, namun juga ada sapaan hangat jajaran manajemen RSUD, yang menyambut rombongan Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Papua Barat (DPRPB) melakukan kunjungan kerja resmi sebagai bagian dari agenda pengawasan dan penajaman kebijakan publik di bidang kesehatan.

Rombongan dipimpin langsung oleh Ketua Komisi II DPRPB, H. Ahmad Kuddus, S.T., dan turut didampingi oleh Wakil Ketua I DPRPB, Ketua Fraksi Partai Golkar, serta sejumlah anggota Komisi II DPR-PB lainnya. Kunjungan ini bukan sekadar agenda formal, tetapi bagian dari pelaksanaan tugas konstitusional lembaga legislatif untuk menilai langsung kondisi pelayanan dasar di Papua Barat.

Kunjungan kerja penuh kehangatan itu, manajemen RSUD Provinsi Papua Barat yang dipimpin Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi Papua Barat, dr. Arnold Tiniap, berkesempatan membuka data, dan menyampaikan aspirasi untuk kemudian menjadi serap fakta bagi jajaran Komisi II DPR Provinsi Papua Barat dikesempatan itu.

Setibanya di rumah sakit, rombongan langsung diarahkan ke ruang pertemuan. Acara dibuka dengan pemaparan oleh Direktur RSUD, yang memaparkan profil, struktur layanan, capaian dan kendala dalam operasional rumah sakit selama beberapa tahun terakhir.

Dalam sambutannya, Ketua Komisi II, H. Ahmad Kuddus, S.T. menegaskan bahwa kehadiran mereka bukan hanya untuk mendengar laporan, tetapi untuk menyerap aspirasi dan memastikan bahwa DPRPB hadir di garda depan bersama institusi pelayanan publik.

“Kami datang untuk melihat dan mendengar langsung. Karena tugas pengawasan tidak bisa hanya dilaksanakan dari ruang sidang,”Ucapnya.

Dialog Substantif: Fasilitas Cukup, SDM Jadi Kunci : 

Pertemuan berlanjut ke sesi dialog interaktif antara jajaran RSUD dan anggota DPRPB. Banyak hal mengemuka dalam pembahasan tersebut, namun satu isu yang berulang kali ditegaskan baik oleh pihak rumah sakit maupun anggota dewan adalah kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM) medis, terutama dokter spesialis dan tenaga teknis.

Meskipun fasilitas seperti laboratorium, CT scan, dan ruang pemeriksaan lainnya sudah tersedia, keterbatasan tenaga operator membuat layanan tidak dapat berjalan secara maksimal. Bahkan beberapa alat berisiko tidak berfungsi karena kekosongan SDM yang mampu mengoperasikan.

Wakil Ketua DPRPB menyoroti perlunya efektivitas sistem beasiswa yang mewajibkan peserta kembali bertugas, sementara Ketua Fraksi Golkar menegaskan bahwa posisi direktur RSUD idealnya menduduki jabatan eselon II untuk memperkuat koordinasi lintas sektor.

“Kita bicara tentang layanan, tapi kita lupa bahwa layanan hanya bisa berjalan kalau ada orang yang mampu menghidupkan sistem,” ucap Ahmad Kuddus.

Fakultas Kedokteran UNIPA : Pilar Solusi SDM Jangka Menengah

Isu krisis SDM memunculkan kembali wacana yang sudah lama menjadi perhatian Komisi II, yaitu penguatan Fakultas Kedokteran Universitas Papua (UNIPA). Ketua Komisi II kembali menegaskan bahwa penyediaan beasiswa kedokteran dan kolaborasi dengan institusi pendidikan tinggi lokal adalah strategi jangka menengah yang harus ditopang oleh kebijakan daerah.

“Kita harus punya skema beasiswa yang berikatan dinas dan fokus pada produksi tenaga medis lokal. UNIPA harus disiapkan sebagai pabrik SDM kesehatan Papua Barat,” ujar Kuddus.

 

Tinjauan Lapangan : Menyusuri Lorong Pelayanan dan Infrastruktur Penunjang

 

Setelah dialog, rombongan DPRPB diajak meninjau langsung sejumlah fasilitas rumah sakit, mulai dari laboratorium, ruang CT scan, ruang pemeriksaan spesialis, hingga unit penunjang lainnya. Peninjauan juga mencakup infrastruktur fisik rumah sakit seperti jalan penghubung antar bangunan, drainase, dan atap/plafon gedung yang mengalami kerusakan dan butuh renovasi segera.

Di beberapa titik, anggota dewan berdiskusi langsung dengan petugas medis yang menyampaikan kebutuhan operasional, termasuk harapan akan pelatihan berkelanjutan bagi perawat dan teknisi.

Terobosan RSUD : Cuci Darah Tak Perlu Lagi ke Luar Daerah

Salah satu kabar baik yang disampaikan oleh pihak RSUD adalah rencana launching layanan hemodialisa (cuci darah) dalam waktu dekat. Selama ini, pasien di Papua Barat harus dirujuk ke luar daerah untuk layanan tersebut, yang memakan waktu dan biaya besar.

Komisi II menyambut baik inisiatif ini dan berkomitmen mendukung anggaran untuk memperkuat layanan rawat kronis di RSUD.

Kunjungan kerja ditutup dengan pernyataan resmi dari Ketua Komisi II, yang menegaskan bahwa seluruh temuan dan kebutuhan akan dibawa ke forum-forum strategis DPRPB. Di antaranya adalah penyusunan pokok-pokok pikiran (Pokir), serta pengawalan terhadap program prioritas daerah.

Acara ditutup dengan foto bersama di depan gedung RSUD dan pelepasan resmi rombongan DPRPB.

 

Legislatif yang Menyentuh Realitas :

Kunjungan ini bukan sekadar agenda simbolik. Ia adalah bentuk pengabdian wakil rakyat untuk menyentuh langsung denyut pelayanan publik. Dari rumah sakit, Komisi II pulang membawa catatan penting tentang apa yang harus diperbaiki, apa yang harus diperjuangkan, dan siapa yang harus digandeng untuk menciptakan layanan kesehatan yang bermartabat.

“Pelayanan kesehatan adalah wajah negara yang paling nyata bagi rakyat. Ketika kita memperkuat rumah sakit daerah, kita sedang memperkuat kehadiran negara di hati masyarakat,” tutup Ahmad Kuddus. [TIM/RED]

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *