DaerahGarda NusantaraNasionalPendidikanSudut Pandang

Ganjar Yakini Program ‘SMK Gratis Lulus Langsung Kerja’, Bakal Entaskan Kemiskinan Melalui Pendidikan

SEMARANG, gardapapua.com — Calon presiden (capres) nomor urut 03, Ganjar Pranowo, mengatakan bahwa program ‘SMK Gratis Lulus Langsung Kerja’ akan efektif untuk mengentaskan kemiskinan melalui pendidikan.

Dituturkan capres yang berpasangan dengan Mahfud MD ini, bahwa program tersebut tidak akan menelan biaya besar, namun akan efektif mengentaskan kemiskinan di Indonesia.

Dituturkannya, terkait melaksanakan program SMK Gratis Lulus Langsung Kerja ini, dibutuhkan anggaran sektiar Rp. 50 triliun, demikian Pemerintah telah membuahkan program yang kebermanfaatannya jangka panjang dan luas, anggarannya terbilang cukup kecil.

“Saya nggak mau membanding-bandingkan, nggak. Saya punya ide sendiri saja. Artinya kita pernah menghitung itu anggarannya sekitar Rp. 50-an triliun saja. Jadi tidak terlalu mahal kan, jadi artinya jauh lebih bisa sistematis,” papar Ganjar.

Ganjar mengatakan program ini bakal mengubah beberapa SMK yang sudah ada. Selanjutnya, sambung Ganjar, pemerintah akan menjembatani pihak sekolah dengan perusahaan. Sehingga, kurikulum yang diterapkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.

“Ini menjadi prioritas pertama, karena kebutuhan anak-anak kita hari ini kalau kita tanya juga jawabnya pekerjaan. Kita bisa desain dari awal pendidikannya, bisa langsung ketemu industrinya, di-bridging pemerintah,”Jelas Ganjar.

Ganjar-Mahfud berencana akan membangun satu SMK Gratis Lulus Langsung Kerja di 514 kabupaten/kota di Indonesia. Jika satu sekolah menampung 120 siswa, maka pada angkatan tiga tahun pertama SMK Asrama Gratis akan meluluskan 61.680 siswa siap kerja.

Ganjar menegaskan, saat menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah, ia telah mempraktikkan program ini. Ia membangun tiga kampus SMKN Jateng, dan 100 persen lulusannya tidak ada yang menganggur. Mayoritas langsung bekerja, sementara ada pula yang kemudian menjadi TNI-Polri, bahkan mendapatkan beasiswa ke luar negeri.

“Maka ini bukan cerita mustahil karena sudah kami praktikkan,” terangnya.

Meskipun gratis, sekolah ini tidak dijalankan dengan apa apadanya. Melainkan akan diberikan guru terbaik, fasilitas belajar dan praktikum terbaik.

“Kalau bapak ibu tidak punya biaya untuk menyekolahkan anak yang baru lulus SMP/MTs, kabar ini akan membuat hati panjenengan lega. Karena pasangan Ganjar-Mahfud akan membangun SMK boarding di seluruh kabupaten/kota di Indonesia. Akan ada guru-gurunya terbaik, fasilitas praktikum modern hingga membangun kerja sama dengan perusahaan-perusahaan top dalam negeri maupun luar negeri,” paparnya.

Ganjar pun menyebut satu di antara lulusan program SMK Gratis Lulus Langsung Kerja, yang saat ini bekerja di perusahaan Jepang. Ia adalah seorang anak tukang becak yang berasal dari Mejobo, Kudus.

“Yang kerja di luar negeri ini contohnya Rafli Saputro. Begitu lulus dari SMK Negeri Jateng, ia diterima kerja di ITAX, perusahaan elektronik di Jepang. Gajinya Rp.25 juta per bulan. Kini, Rafli rutin mengirim uang bulanan untuk orang tuanya. Melunasi utang-utang orangtuanya hingga memperbaiki rumah dan membelikan tanah orangtuanya,” katanya.

Pengamat dan peneliti pada Centre for Youth and Population Research (CYPR), Boedi Rheza menyampaikan, bahwa SMK Gratis Sekolah Langsung Kerja merupakan langkah maju dalam dunia pendidikan. Program ini merupakan inisiatif untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja dan mengantisipasi kebutuhan industri.

“Saya kira, program yang dilakukan oleh Pak Ganjar Pranowo adalah satu langkah maju dalam dunia pendidikan. Dunia usaha sangat membutuhkan tenaga kerja handal dan berkualitas. Jangan sampai ketika ada perusahaan atau industri yang ingin melakukan usaha namun kebingungan mencari tenaga kerja yang sesuai,” ungkapnya.

Senada, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (Core) Indonesia, Mohammad Faisal membeberkan, bahwa pengangguran lulusan SMK mengalami peningkatan selama beberapa tahun terakhir. Bahkan, lulusan perguruan tinggi pun banyak yang menganggur setelah lulus.

“Paling tidak kalau dari data pengangguran beberapa tahun terakhir ada tren justru peningkatan pengangguran lulusan SMK. Ini sama juga dengan perguruan tinggi. Yang meningkat level penganggurannya. Karenanya, yang terpenting adalah bagaimana menjamin kualitas dari pada kurikulum atau lulusan dari SMK, dan bagaimana kemudian menjembatani dengan dunia industrinya,”Ujar Faisal. [*/RED]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *