Aspirasi RakyatDaerahGarda NusantaraGarda Sorong RayaHeadline newsHUMANISSudut Pandang

Tanggapi Bung LJ, Pemuda Tambrauw : “Stop Mainkan Politik Identitas, Mari Bangun Papua Barat Daya sesuai Kapasitas”

SORONG, gardapapua.com — Menanggapi pernyataan salah satu politikus senior asal Maybrat di Papua Barat Daya (PBD), yang dalam pernyataannya beberapa waktu lalu menolak kandidat dari luar Papua Barat Daya (PBD), dan hanya berfokus pada orang – orang tertentu saja dalam rangka mengusung kepala daerah di wilayah Papua Barat Daya pada pilkada serentak 2024, Politikus dan juga Tokoh muda Kabupaten Tambrauw Thomas Jafferzon Baru, angkat bicara.

Dalam wawancaranya, Jafferzon mengutarakan, bahwa pernyataan politikus yang akrab dikenal dengan Bung LJ, juga selaku mantan walikota sorong itu tak etis. Sebab sejatinya politik dalam demokrasi adalah penentu langkah masa depan bangsa, bukan penentu identitas ras dan golongan tertentu.

“Selaku Tokoh Pemuda Tambrauw saya menyikapi beberapa pernyataan yang dilontarkan salah satu politikus berdarah Maybrat yang juga selaku Mantan Pejabat di Wilayah Kota Sorong. Menurut saya sangat disayangkan jikalau yang bersangkutan bisa berbicara demikian, dimana katanya dia dan kelompoknya sudah bersepakat untuk menolak kandidat dari luar Papua Barat Daya. Selain itu pimpinan partai harus mengusung pilihan yang mereka telah tetapkan. Ini sebuah kekeliruan dalam berstatement di publik,”Ucap Thomas Jafferzon Baru, saat diwawancarai, rabu (5/7/2023).

Seharusnya, terang Jeferson, bahwa sebagai seorang mantan pejabat, sosok pimpinan dan telah dianggap sebagai politikus senior sorong raya, papua barat daya (PBD) yang bersangkutan oknum tersebut, mestinya tidak boleh sampai mengeluarkan bahasa atau statement seperti itu.

“Perlu diingat bahwa Papua Barat Daya ini hadir, isinya bukan saja Kabupaten Maybrat. Tapi membawahi beberapa daerah kabupaten lainnya yang hari ini menjadi wilayah kesatuan Provinsi Papua Barat Daya. Selain itu, dengan jumlah penduduk atau masyarakat yang telah mendiami Provinsi Papua Barat Daya, mempunyai peran andil yang sama dalam hak berpolitik. bukan itu saja, banyak tokoh yang juga turut berjuang untuk hadirnya Provinsi Papua Barat Daya ini,”Paparnya

Menurutnya, politik yang sejati akan membawa para elite politik untuk bekerja keras dan cerdas mewujudkan masyarakat yang bermartabat dan sejahtera. Sehingga dari adanya pernyataan atau statement seperti itu, dihimbaunya agar masyarakat atau pemilih di Papua Barat Daya (PBD) dapat membandingkan informasi yang didapat, menyaring informasi sepadat mungkin dan selektif agar tidak mudah terbawa arus black campaign.

Dia juga berharap, agar masyarakat menghindari politik identitas yang merupakan sebuah aksi yang menonjolkan etnis atau identitas tertentu. Seharusnya, politik identitas diganti dengan politik gagasan yang tidak memandang latar belakang seseorang, demi kemajuan di tanah papua secara khusus di Provinsi Papua Barat Daya (PBD).

“Jadi kalau mau pakai sistem politik identitas, maka perlu diketahui bahwa untuk pemilihan Gubernur Papua Barat Daya perlu diingat bahwa semua orang asli papua punya hak yang sama. Jadi tentu jangan main klaim milik satu suku orang asli papua saja. Ini sangat disayangkan kalau kok masih saja ada orang yang masyarakat sudah nilai sebagai sosok orang tua, sosok tokoh politik senior, malah punya pikiran politik identitas seperti ini,”Cetusnya

“Saya sangat mengencam sekali. Pernyataan pernyataan seperti ini tidak sehat dan tidak mendidik. Dan justru memecahkan orang orang asli papua. Ini sebenarnya tidak boleh,”Kecamnya melanjutkan.

Dimana terkait pemilihan umum dan pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan pada 2024, hal itu merupakan salah satu bentuk partisipasi politik masyarakat. Partisipasi politik sendiri memiliki banyak bentuk. Salah satunya adalah voting atau pemungutan suara untuk memilih wakil rakyat atau calon kepala daerah Gubernur, Bupati / Walikota.

“Sehingga kalau sudah rasa diri siap, yah sudah cukup nyatakan diri siap maju. Nanti orang nilai sendiri, partai politik nilai layak tidak kasi rekomendasi. Jangan justru buat pernyataan pernyataan politik yang cenderung memainkan isu politik identitas seperti ini. Karena kalau masih saja mengeluarkan pernyataan atau statement seperti ini, ini cenderung sebuah ketakutan dan publik menilai bahwa ada apa ??.. Saya himbau untuk tokoh tokoh politik dan punya hak sebagai pimpinan partai politik justru maju saja. Semua punya hak politik yang sama, terlebih sebagai anak papua,”Imbuh Jeferson.

Setidaknya, terang Jeferson, ada tiga hal yang perlu dicermati oleh Masyarakat dalam mensukseskan Pemilukada Serentak 2024 mendatang. Pertama, masyarakat perlu dan mencari akses sumber informasi yang berkaitan dengan wakil rakyat atau bakal calon kepala daerah dengan seksama dan bilamana mau jadi pimpinan, harusnya bisa merangkul. Juga dengan melihat program kerja maupun track recordnya.

Kedua, mengikuti proses dimana pemilih ikut dalam melakukan pemungutan suara. Ketiga, pasca dimana pemilih mengawal calon yang terpilih dan melihat apakah mereka nanti bisa berhasil dalam menjalankan visi dan misinya.

“Kemudian melihat dengan jeli program-program apa yang dijanjikan ketika berkampanye. Bisa dilaksanakan nanti kah ?,”Paparnya

Sementara menanggapi dan melihat situasi kondisi pembangunan di papua barat daya, tokoh muda Tambrauw ini berharap dan menantikan adanya sentuhan tangan dan karya dari anak – anak papua para calon pimpinan kepala daerah yang benar – benar mempunyai hati ingin membangun Papua Barat Daya dalam program yang nyata.

“Kita butuh sosok pimpinan yang benar – benar mau membangun sorong raya atau hari ini dikenal sebagai provinsi papua barat daya, baik dari segi infrastruktur pembangunan dan pembangunan SDM. Saya berpikir masyarakat di papua barat daya sudah cerdas menilai tokoh tokoh yang layak dan siap membangun dan menata papua barat daya jauh lebih baik kedepan, bukan sekedar membuat visi misi di atas kertas dan berbicara di publik. Mari sebagai generasi muda papua yang hari ini berada di jalur sebagai seorang politikus, mari bersama menjaga kamtibmas di papua barat daya, menjaga diri untuk tidak mengeluarkan statement yang kemudian menimbulkan perpecahan di tengah tengah masyarakat. Mari beradu ide dan gagasan, agar marwah politik ini bisa benar – benar bermanfaat digunakan untuk memperjuangkan suara rakyat. Bukan bersuara untuk amankan kepentingan identitas, kolega dan rekan,”Tukasnya. [TIM/RED]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *