Aspirasi RakyatGarda ManokwariHeadline newsHukum dan Kriminal

Aksi Solidaritas Damai di Manokwari Berubah Mencekam

MANOKWARI, gardapapua.com — Aksi sollidaritas damai di Kota Manokwari, berubah mencekam dan Anarkis.

Beberapa kelompok warga baik dari mahasiswa, kelompok parlemen jalanan, dan keluarga besar indonesia wilayah timur (Maluku dan timur,red) yang semula ingin menyeruakan aksi damainya, justru berujung aksi brutal yang diduga dilakukan oleh sejumlah oknum menyusup masuk kedalam barisan, dan melakukan tindakan anarkis.

Ini terjadi, saat kelompok masa aksi solidaritas di tanah Papua yang dalam aksinya menolak dan mengutuk dengan keras aksi rasisme dan radikalisme terhadap mahasiswa Papua di kota Surabaya dan Malang, hendak bertemu beberapa unsur pimpinan muspida untuk melakukan bernegoisasi.

Negoisasi itu dengan tujuan agar aksi damai yang juga melibatkan para kelompok mahasiswa itu cepat ditindaklanjuti. Hal tersebut, agar dugaan intimidasi kepada para mahasiswa yang berstudi di Kota Surabaya dan malang jangan terulang lagi.

Dan meminta agar pemerintah daerah dalam hal ini Provinsi Papua Barat cepat bersikap dan mengambil langkah berdialog dengan pemerintah di Provinsi Jawa Timur khususnya kota surabaya dan malang, tempat studi para mahasiswa papua.

Namun naas, belum sempat bernogoisasi dengan kelompok muspida yakni oleh Pangdam XVIII Cendrawasih Mayjend TNI Joppy Onesimus Wayangkau, Wagub Mohamad Lakotani, Kepala dinas Sosial Lazarus Indouw, Kapolda Papua Barat Brigjen Pol Herry Rudolf Nahak, hujan batu mulai turun ditengah barisan kedua kelompok tersebut.

Bahkan, sesuai pantauan Wagub Mohamad Lakotani, dan Pangdam XVIII Cendrawasih Mayjend TNI Joppy Onesimus Wayangkau, salah satu pju polda papua barat Kombes Pol Moh. Sagi menderita luka di kepala, beberapa wartawan nyaris terkena lemparan batu kelompok masa yang melakukan tindakan anarkis ditengah kelompok aksi solidaritas tersebut.

Terpisah, kelompok masa saat didekati mengungkapkan, bahwa kelompok masa sebenarnya tidak melakukan aksi anarkis tersebut, namun melihat adanya ‘Drone’ yang dinaikan, seolah memantau kelompok masa melakukan aksinya.

” Jadi tadi masa mereka tidak terpancing melempar batu, hanya tadi mereka lihat drone ada naik, itu yang dorang mau lempar itu drone, namun situasi begitu yah sudah mau bilang apa?, “Ungkap salah satu warga yang enggan diberitakan.

Sementara itu, hingga berita ini diterbitkan, unsur Muspida dalam hal ini Wagub Papua Barat Moh. Lakotani didampingi Tokoh Masyarakat mencoba kembali melakukan negoisasi ulang bersama kelompok aksi solidaritas.

Wagub Moh. Lakotani, dalam pesan singkatnya berharap, agar insiden dan kejadian ini jangan lagi dibesar-besarkan, dan seterusnya aspirasi rakyat ini akan ditindaklanjuti.

” Saya sementara sudah langsung melakukan komunikasi dengan gubernur jatim, dan juga ini segera ditindaklanjuti. Kami harap agar pemda jatim segera menyikapi ini juga,” Papar Wagub Moh Lakokati didampingi beberapa unsur muspida lainnya. [Ian/SY/Red]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *