Sepak Bola Jalan Komunikasi Peneguhan Umat
- Oleh : Pdt. Samparisna O Dj Koibur
MANOKWARI, gardapapua.com — Minggu 25 Mei 2025, tim kebanggaan masyarakat Papua, Persipura Jayapura, merayakan ulang tahunnya ke – 60 tahun (25 Mei 1965 – 25 Mei 2025).
Diperingatinya hari jadi klub sepakbola profesional yang berjuluk Mutiara Hitam itu, tak terlepas dari peranan seorang Domine Mesach Koibur, pendiri klub kebanggaan masyarakat Papua, yang ditahun ini juga telah berusia 88 tahun (25 Mei 1937 – 25 Mei 2025).
Dimana dalam perjalanannya, sosok Mesach Koibur, merupakan orang yang mempunyai harapan, melahirkan sepak bola agar menjadi sarana komunikasi antar umat, baik dalam konteks yang luas (komunikasi publik) maupun dalam konteks yang lebih spesifik (komunikasi di lapangan).
Koibur menilai, bahwa sepak bola, dengan segala antusiasmenya, bisa menjadi alat untuk mempererat hubungan sosial, membangun rasa solidaritas, dan bahkan menyampaikan pesan-pesan tertentu.
Demikian hal inilah yang dikerjakan oleh seorang Mesach Koibur yang saat itu merupakan Sekretaris Umum dari Sinode Umum Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua, disamping Pdt. FJS Rumainum sebagai Ketua Umum, sejak terpilih pada Desember tahun 1962.
Menjabat sebuah fungsi untuk melayani dan menggembalakan masyarakat diseluruh Tanah Papua sejak 1962-1970, dan dalam situasi politik sebagai akibat Trikora untuk mengembalikan Irian Barat, menyusul New York Agreement tanggal 15 Agustus 1962 dan pelaksanaan “Act of Free Choice (Pepera) tanggal 14 Juli-2 Agustus 1969, dirinya menyadari berada disituasi yang berat untuk menggembalakan umat.
Meski menyadari situasi yang mahaberat serta sangat menekan, mengecewakan dan membuat frustrasi serta mematikan masa depan, bilamana kehadiran gereja yang sebagai mitra pemerintah tak mampu memberikan kesejukan dan kedamaian serta peneguhan bagi umat yang berada dipersimpangan jalan, Disaat itu sebagai unsur pimpinan GKI, Domine Mesach Koibur tetap mempercayai bahwa sepakbola dapat menjadi sarana komunikasi peneguhan umat di Tanah Papua.
Itu terbukti, melalui pergumulan berat muncul sebuah ide yang diilhami Mesach Koibur dengan tekad dan tujuannya dapat menolong dan mengorganisir pemuda-pemuda Papua lewat Kepanduan (Pramuka) dan Sepakbola.
Demikian napak tilas catatan sejarah itu tertulis, bahwa pada ulang tahun Domine Mesach Koibur, ke – 28 tahun saat itu, bertempat di Gedung Sosial GKI dalam Kompleks Mes GKI APO yg sekaligus Rumah Dinas Sekretaris Umum Sinode GKI di Tanah Papua pada saat itu, usai diadakan Doa Pengucapan Syukur dengan banyak undangan khususnya, perwakilan / utusan dari semua Perserikatan (Kesebelasan) daerah antara lain, dari Wilayah Sorong, Manokwari, Biak, Yapen, Waropen, PSK Kayu Pulo, Tobati, Nafri, Asei, Ayapo, maka mulai tercetuslah harapan dan lahirnya persekutan sepakbola yang dapat menghimpun pemuda – pemuda terbaik tanah papua.
Dimana dalam kehadirannya, bermula dari kesebelasan yang mantan anggota Velbal Bond Hollandia (VBH) tahun 1952-1955, ketika bersekolah di Primaire Middlebare School (PMS) Kotaraja bersama teman-teman Barnabas Youwe, Hendrik Puy, Frans Ondi, David Hamadi, Izaskar Maryen ditambah teman-teman dan Lagere Technise School (LTS) kami mendirikan 2 (dua) kesebalasan masing-masing PELIKAN dan DOS (Door Oefening Sterk). Pelikan dan DOS juga menjadi anggota VBH aktif ikut kompetisi dan sangat disegani.
“Kami sebagai Pendeta pada waktu itu mendapat tugas belajar ke Negeri Belanda dan teman saya Bas Youwe (Alm) menyelesaikan HBS dalam bidang Pertanian Tropis di tropis di Wageningen, kemudian kami kembali berada di Hollandia, Kotabaru, Soekarnapura, Jayapura,”Kenang Mesach Koibur, sebagaimama diungkap oleh Pdt. Samparisna O Dj Koibur, dalam tulisannya.
Berdasarkan latar belakang Sejarah sebagaimana yang disampaikan diatas dan pergumulan Iman dan tanggung jawab sungguh sebagai Pimpinan Gereja, Persipura yang berkedudukan di ibu Kota Provinsi Papua, dalam kelahirannya sangat dinanti dan diharapkan mempunyai Visi dan Misi, membagun dan melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas baik Rohani maupun Jasmani, melalui kerjasama dengan Pemerintah (KONI) dan Dinas atau Kementerian terkait juga Organisasi Persepakbolaan Nasional (PSSI) dalam konteks Lokal / Nasional / Internasional juga melibatkan pihak lembaga keagaamaan misalnya Gereja, untuk melahirkan pemain – pemain sepakbola yang tinggi iman dan berkarakter, sehingga memiliki spirit semangat dan mampu bermain secara alamiah sebagai identitas dan jati diri seniman di lapangan hijau.
Disamping kesibukan di Sinode GKI, Mesach Koibur saat itu juga menjabat sebagai Pimpinan Pandu Provinsi Nederlands NG yang sempat mengenyam Latihan Pandu Gill Well (Woodbadge), di Sydney, Australia tahun 1959, namun sayangnya tidak aktif lagi setelah menyerahkan Kepanduan kepada Gerakan Pramuka tahun 1963 di Pasar Minggu Jakarta kepada Kakwamas Hamengkubuwono IX, terus bergerak mengorganisir kesiapan dari pembentukan persipura.
Menyangkut sepak bola atas dasar pengalaman kami di PMS Kotaraja di VBH dan saat berada di negeri Belanda terjadi kesepakatan untuk membentuk semacam Voetbal Bond Hollandia dan saudara Barnabas Youwe diberi tanggung jawab untuk mengadakan kontak dengan berbagai pihak (kesebelasan) terus bergerak mengorganisir kesiapan dari pembentukan Persipura (catatan lenting disini bahwa sebagai pimpinan GKI di Tanah papua pada masa itu telah meletakkan dasar dan Fondasi Kepanduan yang kemudian menjadi Pramuka karena menjadi pimlpinan kepanduan di seluruh Tanah Papua pada masa itu).
Demikian dari cikal bakal tersebut, embrio pertama Persipura juga berawal dari para pemuda – pemuda yang saat itu bersekolah ditingkatan Sekolah Menengah Atas seperti STM, yang merupakan perhatian utama mendapatkan pemain. Hingga pada pertemuan 25 Mei 1965 secara resmi dibuatkan deklarasi berdirinya PERSATUAN SEPAKBOLA SOEKARNAPURA DAN SEKITARNYA yang disingkat PERSIPURA (SOEKARNAPURA KEMUDIAN BERGANTI NAMA MENJADI JAYAPURA).
Sejarah juga mencatat, bahwa lokasi Pendeklarasikan persipura di Mes GKI APO yang sekaligus Rumah Dinas Sekretaris Umum Sinode GKI di Tanah Papua, pernah disinggahi Ir. Soekarno selaku Presiden RI saat pertama kali sampai di Tanah Papua, saat dirinya turun dari Kapal Laut dan menginjaki kakinya di Tanah Papua, melalui jamuan makan siang bersama.
Sekretaris Umum GKI di Tanah Papua ini jugalah yang mengantar Presiden Ir. Soekarno ke lapangan Mandala, Jayapura untuk memberikan pidato politiknya. Dan dalam pidato politik itu, satu catatan penting yang juga diingat waktu itu, Holandia menjadi Soekarnopura lalu menjadi Kota Jayapura, tahun 1965.
Catan penting lainnya ketika itu, gereja melihat harus harus ada suatu wadah yang menampung potensi sumber daya manusia melalui sepak bola sehingga yang pertama menjadi pemain tersebut itu adalah pemuda-pemuda gereja. Dari senjumlah pemuda gereja yang ada di Kota Jayapura. Lalu ada beberapa bon-bon sepakbola yang sudah ada sejak tahun akhir 1950an-1969. Sampai awal itu. Lalu juga dari STM. Komunikasi pertama mulai kumpul pemuda gereja.
Mesach Koibur pun mengontak sahabatnya yang sedang studi di Belanda. Mesach Koibur, meminta dia untuk pulang ke Papua untuk membangun dan mengembangkan Persipura. Sahabatnya itu adalah Bernabas Youwe yang kemudian menjadi Sekretaris Umum Persipura. Namanya kemudian telah diabadikan di stadion Kabupaten Jayapura, Papua.
Mesach Koibur dan sahabatnya Barnabas Youwe mengembangkan latihan Persipura di Argapura (Lapangan persipura masa itu). Bukan potensi olahraga saja, pihaknya juga turut mengembangkan pendidikan, harkat dan martabat kemanuasian orang papua pada Tuhan, dengan membangun rasa percaya diri.
Demikian kilas balik seuntai catatan pendirian Club Sepakbola Kebanggaan Masyarakat di Tanah Papua, Persipura, yang dimulai dari membangun komunikasi penginjilan bagi orang Papua, khususnya Pemuda gereja yang berada di persimpangan jalan ketika itu.
Melalui spirit injili yang terbangun sebagai salah satu sarana meneguhkan umat, yakni penginjilan melalui sepakbola. Tak heran, hingga kini sebagaian besar kita melihat ada pemain Persipura yang sekarang bermain bola, namun tetap dengan menjunjung dan menjaga dasar kepercayaan.
Catatan ini berdasarkan penuturan dari saksi hidup lahirnya Persipura yang bersamaan dengan merayakan Usia Persipura ke 60 Tahun (25 Mei 1965 – 25 Mei 2025) sekaligus merayakan Ulang Tahun ke – 88 tahun dari hambaNya Domine Mesach Koibur.
Koibur diakhir penuturannya, tiada hentinya mendoakan perjuangan Persipura dalam pergumulan prestasi dan perjalanannya menaungi setiap laga pertandingan kiranya dapat kembali bangkit menaklukan kompetisi dari liga – liga di indonesia yang tengah dilakoni.
“Tuhan Allah yang hidup menyertai dan memberkati semua Pemain Persipura dari masa ke masa dan keluarganya juga memberkati semua pengurus Persipura dari masa ke masa. Saya juga berdoa untuk semua masyarakat di Tanah Papua dan Indonesia yang sangat mencintai dan bangga dengan Persipura. Kiranya melalui doa bersama agar Persipura kebanggan kita bersama di dalam Kasih Allah Tuhan pemilik Persipura Mutiara Hitam dari Negeri Matahari Terbit Amin dan pasti kembali ke Liga Satu, Sepak Bola Indonesia,”Harap Koibur.
Akhir kata, selamat ulang tahun ke – 88 Tahun Sang Mutiara Hitam (Persipura) dan sang Pendiri Domine Mesach Koibur. Tuhan Yesus Memberkati !