DaerahGarda ManokwariGarda Papua BaratReligi

Wujud Syukur dalam Kebersamaan, Ahmad Kuddus Hadiri Momen Pisah Sambut Tahun Baru 2024/2025 Kerukunan Keluarga Rante Balla 

MANOKWARI, gardapapua.com – Hangatnya kebersamaan, haru dalam syukur, dan semangat kebangsaan, terpancar di Hotel Oriestom Bay, Manokwari, pada 29/01/2025. Diketahui, ratusan anggota Kerukunan Keluarga Rante Balla (KKRB) berkumpul dalam acara Ibadah Syukur Pisah Sambut Tahun 2024-2025.

Acara yang sederhana namun penuh makna ini menjadi simbol kekuatan ikatan kekerabatan masyarakat Rante Balla, sebuah kampung kecil di Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, yang kini warganya tersebar luas dan memberikan kontribusi di berbagai daerah.

Di tengah suasana penuh keakraban, H. Ahmad Kuddus, S.T., Ketua Umum Kerukunan Keluarga Luwu Raya (KKLR) sekaligus Ketua Komisi II DPR Papua Barat, berdiri di hadapan hadirin. Dengan suara mantap dan penuh kebanggaan, ia membuka sambutannya.

“Saudara-saudaraku yang saya hormati, Rante Balla mungkin hanya sebuah kampung kecil di tanah Luwu, tetapi semangatnya telah menembus batas geografis. Orang-orangnya tersebar di mana-mana, menjadi tokoh di berbagai bidang, berkontribusi dalam pembangunan, dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai leluhur,”Ujar Ahmad Kuddus, disambut tepuk tangan meriah.

Acara ini bukan sekadar pertemuan tahunan. Ini adalah momen di mana keluarga besar Rante Balla di perantauan berkumpul, berbagi cerita, dan memperkuat tali persaudaraan. Di tanah rantau, mereka mungkin hanya dikenal sebagai bagian dari komunitas kecil, tetapi di mana pun mereka berada, mereka tidak pernah melupakan asal-usul mereka.

“Kami selalu berpegang pada prinsip: di mana kaki berpijak, di situ langit dijunjung. Kami menghormati tanah yang kami tempati, kami berkontribusi bagi daerah tempat kami tinggal. Tetapi kami juga tidak akan pernah melupakan akar kami, karena dari sanalah nilai-nilai kehidupan ini berasal,”Lanjut H. Ahmad Kuddus dengan penuh kebanggaan.

Ketua Kerukunan Keluarga Rante Balla (KKRB), Jalius Petco, dalam sambutannya mengamini pernyataan tersebut.

“Apa yang disampaikan oleh Bapak Ahmad Kuddus benar adanya. Kita ini memang lahir dari kampung kecil, tetapi prinsip-prinsip hidup kita besar. Kita diajarkan kerja keras, diajarkan untuk berbagi, diajarkan untuk saling mengangkat satu sama lain. Itulah yang membuat komunitas kita tetap kuat di mana pun kita berada,”Tuturnya.

Sementara itu, Malimbongan, Sekretaris KKRB, menambahkan bahwa kekuatan komunitas ini bukan hanya dalam jumlah, tetapi dalam nilai-nilai yang terus diwariskan.

“Walaupun hanya sebuah kampung kecil, kita telah melahirkan banyak tokoh yang dihormati. Ini bukan soal jumlah, tetapi soal nilai-nilai yang tetap kita pegang teguh,” katanya dengan penuh semangat.

Acara ini dimulai dengan pembukaan oleh panitia, disusul dengan Ibadah Syukur Pisah Sambut yang dipimpin oleh para pemuka agama Kristiani. Suasana hening saat doa-doa dipanjatkan, wajah-wajah khusyuk terlihat di seluruh ruangan.

“Kami percaya, keberadaan kami di tanah rantau ini adalah karena kasih Tuhan. Dia yang menuntun kami ke tempat ini, Dia pula yang menjaga langkah-langkah kami,” ujar Daud Bano, Ketua Panitia acara ini, dengan mata berbinar penuh syukur.

Saat memasuki sesi sambutan, suasana menjadi lebih dinamis. Satu per satu, tokoh-tokoh komunitas memberikan pandangan mereka tentang pentingnya menjaga persatuan dan nilai-nilai luhur di tanah perantauan. H. Ahmad Kuddus menekankan bahwa komunitas ini harus terus berkontribusi di mana pun mereka berada.

“Saya bangga dengan komunitas ini. Bukan hanya karena jumlah kita banyak, tetapi karena peran kita nyata. Banyak dari kita yang sudah menjadi pemimpin, menjadi panutan, dan berkontribusi langsung dalam pembangunan. Mari kita terus lanjutkan ini, jadikan nilai-nilai Rante Balla sebagai kekuatan kita,” serunya dengan penuh semangat.

Di tengah sesi ramah tamah, Ranis Mangeke, salah satu tokoh pemuda Rante Balla, juga ikut menyampaikan pandangannya. Sebagai bagian dari generasi penerus, ia menegaskan pentingnya mempertahankan semangat kekeluargaan dan nilai-nilai luhur dalam kehidupan di perantauan.

“Kita semua berasal dari satu akar, dan akar itu harus terus hidup dalam diri kita. Generasi muda harus mengerti bahwa identitas bukan hanya soal dari mana kita berasal, tetapi bagaimana kita membawa nilai-nilai kebaikan itu ke mana pun kita pergi,” ujarnya dengan penuh keyakinan.

Ia juga mengapresiasi para senior dan pemimpin komunitas yang telah menjadi teladan bagi generasi muda.

“Kami, generasi muda, sangat bersyukur memiliki panutan seperti para tokoh senior kita. Kami belajar dari mereka, kami didorong untuk maju, dan kami ingin memastikan bahwa kontribusi Rante Balla tidak berhenti di generasi ini,” katanya, mendapat tepuk tangan penuh semangat dari para hadirin.

Setelah sesi ibadah dan sambutan, acara ditutup dengan ramah tamah yang penuh kehangatan. Tawa riang terdengar di seluruh ruangan. Tidak ada batasan, semua melebur dalam kebersamaan.

Keluarga yang lama tak bertemu saling berbagi cerita. Anak-anak berlarian, orang-orang tua bernostalgia tentang kampung halaman. Hidangan khas Sulawesi tersaji, menggugah rasa rindu akan tanah leluhur.

Sesi foto bersama menjadi momen istimewa. Setiap orang ingin mengabadikan kebersamaan ini, karena mereka tahu, kesempatan seperti ini tidak selalu datang setiap tahun.

Bagi-bagi kado dan pengundian hadiah menjadi bagian acara yang paling dinantikan. Tawa dan sorak-sorai mengiringi setiap nama yang dipanggil sebagai pemenang. Salah satu ibu-ibu anggota KKRB, yang memenangkan hadiah utama, tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.

“Saya sudah lama merantau, tetapi setiap kali berkumpul seperti ini, saya merasa kembali ke rumah. Acara ini bukan hanya sekadar perayaan, ini adalah pengingat bahwa kita semua adalah satu keluarga,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Di penghujung acara, H. Ahmad Kuddus memberikan pernyataan terakhir yang menyentuh hati.

“Tahun 2024 telah kita lewati, tahun 2025 telah kita sambut. Mari kita jadikan tahun ini sebagai tahun kebersamaan, tahun penuh kontribusi, dan tahun di mana komunitas kita semakin maju!” katanya penuh optimisme.

Ia kembali mengingatkan bahwa kekuatan Rante Balla bukan hanya terletak pada asal-usulnya, tetapi pada bagaimana setiap anggota komunitas ini mampu memberikan kontribusi di mana pun mereka berada.

“Saudara-saudaraku, kita bukan sekadar perantau. Kita adalah bagian dari tanah ini. Mari kita terus jaga kebersamaan, terus berbuat yang terbaik, dan selalu ingat bahwa kita membawa nama baik kampung kita di setiap langkah yang kita tempuh!” pungkasnya.

Suasana haru menyelimuti ruangan. Tidak sedikit yang menitikkan air mata kebanggaan. Mereka tahu, meskipun jauh dari kampung halaman, mereka tidak pernah sendiri. Karena di mana pun mereka berada, semangat Rante Balla akan selalu menyala. [TIM/RED]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *