DaerahGarda ManokwariGarda Papua BaratHeadline newsInfo EkobiezNasional

Luncurkan 270 Koperasi Merah Putih, Gubernur Harap Mampu Meningkatkan Komunitas Lokal dan Ekonomi Desa Masyarakat se-Papua Barat

MANOKWARI, gardapapua.com — Menjadi wadah memberdayakan masyarakat lokal sekaligus menggerakkan perekonomian di daerah, kehadiran 270 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (Kopdes Merah Putih/KDMP) dari total target 824 koperasi merah putih di Wilayah Papua Barat, diharapkan mampu mendorong pemberdayaan ekonomi Masyarakat lokal melalui prinsip gotong royong dan saling menguntungkan.

Demikian menjadi harapan Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan, saat secara simbolis dan telah meluncurkan program pembentukan Koperasi Merah Putih di seluruh kampung dan kelurahan yang tersebar di wilayah Pemerintahan Provinsi Papua Barat, pada Senin (21/7/2025).

Kegiatan itu dipusatkan bertempat di Kampung Aimasi, Kabupaten Manokwari. Dimana Kopdes Merah Putih, Aimasi, menjadi satu dari 103 koperasi percontohan nasional yang ditetapkan pemerintah pusat.

Seperti diketahui, program Koperasi Merah Putih hadir atas instruksi Presiden RI, Prabowo Subianto, dan merupakan bagian integral dari program nasional yang sejalan dengan asta cita presiden republik indonesia, khususnya dalam memperkuat pemberdayaan Masyarakat di daerah kabupaten / kota se-indonesia.

Hal ini juga diperkuat didalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, yang ditetapkan sejak 27 Maret 2025.

Dimana Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Barat menargetkan akan membentuk 824 koperasi. Capaian ini baru menyentuh 31,67 persen dari jumlah keseluruhan koperasi yang direncanakan.

Gubernur Dominggus menyebut, bahwa peluncuran koperasi ini merupakan bagian dari gerakan nasional 80.000 Kopdes Merah Putih yang diluncurkan oleh Presiden Prabowo Subianto. Papua Barat ditunjuk mewakili 1 dari 103 koperasi percontohan yang diluncurkan serentak di seluruh Indonesia.

“Total koperasi yang ada di desa/kelurahan Papua Barat berjumlah 824. Hingga hari ini diluncurkan secara serentak ada 9 kelurahan dan 261 desa di Papua Barat yang telah berbada hukum. Dengan begitu, telah mencapai 31,67 persen,”Ucap Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan.

Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan lalu membeberkan, bahwa masih ada 229 koperasi yang sedang dalam proses pembentukan badan hukum. Dia menargetkan seluruhnya bisa rampung dalam waktu dekat, dan berharap kehadiran wadah Koperasi Merah Putih ini, mampu menjadi solusi terintegrasi yang menggabungkan ekonomi kerakyatan, sistem digital, dan prinsip inklusivitas.

Dimana peran program ini, diharapkan dapat menyasar pengembangan usaha lokal, ketahanan pangan, serta mengurangi kesenjangan ekonomi antar wilayah di daerah, se-Papua Barat.

Jika seluruh koperasi itu resmi, maka total koperasi berbadan hukum akan mencapai 490 unit. Itu artinya sudah melampaui 50 persen dari target. Dia merinci, capaian tiap kabupaten, seperti Fakfak yang baru membentuk 69 koperasi atau 46,31 persen. Kaimana baru memiliki 2 kelurahan dan 2 kampung dengan capaian 5,81 persen.

Kemudian, Manokwari sudah mencatatkan 6 kelurahan dan 73 desa dengan capaian 45,66 persen. Manokwari Selatan memiliki 21 kampung dengan 36,84 persen, Pegunungan Arfak 16 kampung 9,64 persen, Teluk Bintuni 1 kelurahan dan 57 kampung 49,57 persen, serta Teluk Wondama 13 kampung dengan capaian 17,13 persen.

“Sehingga total keseluruhan mencapai 31,67 persen. Pemprov Papua Barat akan terus mendukung penuh program KDMP sehingga tidak hanya kegiatan bersifat formal, tetapi produktif dan berkelanjutan. Saya percaya melalui koperasi akan mempercepat peningkatan komunitas lokal, meningkatkan nilai lokal ekonomi desa,”Ucapnya.

Sementara itu, Ketua panitia peluncuran yang juga Sekda Papua Barat, Ali Baham Temongmere (ABT) mengatakan, Bahwa hadirnya Koperasi Merah Putih, tak lain untuk menjawab tantangan kesenjangan ekonomi antara pusat dan daerah. Dia menilai desa dan kelurahan sebenarnya menyimpan potensi besar yang belum tergarap maksimal.

Koperasi sebagai badan usaha yang berbasis pada prinsip kebersamaan gotong royong dan demokrasi ekonomi telah terbukti mampu menjadi motor penggerak ekonomi. Namun, peran koperasi dalam pembangunan desa masih belum maksimal akibat lemahnya kewirausahaan masyarakat,” ucapnya.

Ali menjelaskan Kopdes Merah Putih bukan koperasi biasa, melainkan dirancang profesional dan berbasis data. Koperasi ini juga terkoneksi dengan jaringan digital dan pasar tradisional. Kehadiran Kopdes Merah Putih diharapkan memperkuat pembangunan di daerah. Dia menyebut Kopdes Merah Putih jadi penggerak ekonomi lokal yang berkelanjutan dan adil.

“KDMP berbasis potensi lokal dengan membangun semangat kolektif antara pemerintah, masyarakat adat, pelaku usaha, dan sektor lainnya dalam membangun ekonomi,”Tukas ABT. [TIM/RED]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *