DaerahGarda Raja Ampat

Masyarakat Dihimbau Stop Sebarkan Hoaks Stigma Negative Terhadap Penderita COVID-19 dan Tenaga Medis

WAISAI, gardapapua.com — Pandemi virus corona (Covid-19) sejak kemunculannya memang telah melahirkan stigma atau pandangan negatif di tengah-tengah masyarakat.

Tak urung, banyak masyarakat yang ikut terlibat mulai menyebarkan Informasi Hoaks dan memberikan Stigmatisasi penilaian Negative Kepada mereka penderita COVID19, Baik yang berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG), Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP).

Dalam Konferensi Pers yang berlangsung di Kantor Bupati Raja Ampat, Sabtu 24/04/20, Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Raja Ampat, dr. Rosenda meminta masyarakat tidak menyebarkan informasi hoaks dan tidak memberikan stigma negative kepada OTG, ODP dan PDP.

“ Kami menghimbau warga masyarakat untuk tidak menyebarkan berita-berita hoax, berita yang tidak benar dan kami menghimbau warga masyarakat tidak berikan stigma negative, baik itu kepada OTG, ODP, maupun PDP,”Tegas dr. Rosenda.

Ia menambahkan hingga saat ini di Raja Ampat belum ada kasus terkonfirmasi Covid dan 2 PDP yang dirawat dalam kondisi baik.

“Menanggapi berita yang beredar di media sosial, kami menegaskan bahwa saat ini 2 PDP sedang di rumah sakit, semua kondisi baik dan Rumah Sakit telah melakukan tatalaksana terhadap PDP sesuai dengan SOP. Kami sudah melakukan penanganan dengan APD sesuai anjuran WHO dan kami juga menegaskan bahwa tenaga medis di RS semua dalam kondisi baik. Hingga saat ini di Kabupaten Raja Ampat belum ada kasus confirm, jadi baik itu PDP, ODP maupun OTG belum tentu terkonfirmasi konform covid, saya ulangi lagi hingga saat ini belum ada kasus terconfirmasi covid di Kabupaten Raja Ampat” jelas Rosenda.

Hingga saat ini data Pasien Dalam Pengawasan (PDP) 2 orang, jumlah Orang Dalam Pemantauan 32 orang, ODP selesai pemantauan 24 orang.

Sebab, Perlu dipahami, kriteria tersebut dibuat untuk mengelompokkan risiko serta penampakan gejala dari orang-orang yang mungkin atau sudah terpapar virus SARS-CoV-2 atau COVID-19. [Rls/Red]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *