DaerahGarda Teluk BintuniHeadline newsPolitikSudut Pandang

Elektabilitas Tak Sampai 50%, Golkar Bintuni Optimis Petahana Tumbang

BINTUNI, gardapapua.com – DPD Partai Golkar Teluk Bintuni merasa optimis dengan survey elektabilitas petahana yang diketahui tidak mencapai 50%, maka potensi petahana kalah dalam Pilkada 2020 Teluk Bintuni sangat terbuka lebar.

Golkar Bintuni yang sejak jauh hari mendeklarasikan diri melawan petahana, secara konsisten berpegang pada hasil survey dari Lembaga yang kredibel, jam terbang tinggi dan bertaraf nasional dalam menyikapi dinamika yang berkembang selama tahapan pilkada.

Hal itu diungkapkan M. Ramli, Sekretaris DPD Golkar Kabupaten Teluk Bintuni dalam rilis pers Golkar, Rabu (4/3/2020), guna menanggapi beberapa isu yang sengaja dibuat belakangan ini dan terkesan menggiring opini publik kepada figur tertentu.

“Partai Golkar berpegang pada data survei yang dilakukan oleh lembaga survey kredibel, jam terbang tinggi, dan punya level nasional, bukan lembaga survey yang baru muncul menjelang pilkada lantas gembar-gembor dan terkesan menggiring opini publik untuk salah satu figur,” beber Ramli.

Sekretaris DPD Golkar Bintuni ini juga merincikan, dari hasil survey 2 lembaga ternama yang telah dilakukan yakni LSI dan Indobarometer, elektabilitas petahana bahkan tidak mencapai 50%.

Jelasnya, secara teori dan pengalaman memenangkan calon dalam pilkada, jika tingkat kepuasan dan elektabilitas petahana dibawah 50%, angka tersebut sangat rendah dan menggambarkan publik ingin perubahan ataupun janji perubahan yang diusung petahana dahulu dianggap tidak terbukti.

“Elektabilitas Pit-Matret itu tidak sampai 50%, dan yang belum memutuskan 53,8%, ini artinya apa, artinya pemilih yang belum memutuskan pilihannya jika digali lebih dalam alasannya adalah belum ada calon pasti yang mendapat rekomendasi dan ditetapkan oleh KPU,” papar Politisi Golkar ini.

Lanjutnya, ini adalah potensi pemilih yang sangat menentukan hasil pilkada dan sejauh ini pasangan yang diusung Golkar Bintuni (Ali Ibrahim Bauw-Yohanis Manibuy) pasca survey yang dilakukan november silam, telah menjawab dengan mengantongi rekomendasi PPP dan PAN, ditambah dengan Golkar sendiri maka total ada 8 kursi nantinya yang sudah lebih dari cukup untuk maju.

Selain itu, Ramli juga memaparkan hasil survey lainnya yakni Kepuasan terhadap Bupati (46,2%), yang tidak puas (34,5%) dan tidak menjawab (19,3%). Responden yang menginginkan kembali bupati (44,3%), tidak menginginkan (30,2%) tidak menjawab (25,5%). Dan untuk persepsi tentang kondisi ekonomi yang menjawab tidak ada perubahan sebesar (57,3%) responden.

“Artinya apa, kondisi ekonomi yang menurut responden tidak mengalami perubahan berbanding lurus atau setuju dengan keinginan untuk perubahan kepemimpinan,” tandasnya.

“Sebagai perbandingan, misalnya Ibu Risma di Surabaya dan Ridwan Kamil di Bandung memiliki tingkat kepuasan pemilih itu diatas 70% dan konsisten dari waktu ke waktu sehingga sangat sulit untuk dikalahkan dan terbukti memenangi Pilkada di daerahnya,” lanjut Ramli berujar.

Ia juga berkesimpulan bahwa modal politik dan modal sosial pasangan yang di usung (Ali Ibrahim Bauw-Yohanis Manibuy) sangat baik jika ditinjau dari deklarasi, sosialisasi dan kampanye yang belum dilakukan.

Apalagi publik juga mengangap pasangan ini punya kepribadian yang baik dan mampu membawa perubahan daerah yang diharapkan dibanding petahana yang diasosiasikan hanya sebagai bupati dan wakil bupati.

“Dihasil survey itu juga menjelaskan terkait Asosiasi pemilih terhadap calon Petrus Kasihiw hanya dikenal sebagai bupati, Matret Kokop juga dikenal sebagai wakil bupati. Sedangkan Ali Bauw dikenal sebagai pensiunan PNS dan orangnya baik, Yohanis Manibuy juga dikenal sebagai ketua partai dan orangnya baik,” bebernya.

Yang tidak kalah menariknya, diutarakan Ramli, berdasarkan pengalaman mengawal pasangan yang diusung Golkar Bintuni 5 tahun silam, secara faktual pasangan yang diusung Golkar kala itu (Daniel Asmorom-Yohanis Manibuy) menang pada tahap rekapitulasi penghitungan suara tingkat kabupaten dengan hanya berselisih 7 suara ‘Sakral’ atas petahana (saat ini).

Namun, tambahnya, karena MK tidak mengakui cara pemilihan dengan kesepakatan (Noken) di distrik moskona utara maka pasangan daniel-anisto saat itu malah kehilangan seribu suara lebih.

“Ini pengalaman penting bagi kami. Penguasaan wilayah dan geopolitik kawasan oleh pasangan yang kini diusung (Ali Ibrahim Bauw-Yohanis Manibuy) sangat mumpuni sehingga strategi apa yang harus diterapkan dalam kampanye nanti, kami sudah sangat matang,” tegasnya.

“Jadi dari semua indikator yang diukur, waktu yang tersedia masih panjang untuk kami memperluas basis elektoral maka kami optimis pasangan (AYO) akan menumbangkan petahana,” tutup Ramli optimis. [SY/RED]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *